KORANNTB.com – Angka kasus teror panah di Bima dan Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, meningkat saat Ramadan. Serupa dengan klitih di Jogja, kasus ini menyerang orang secara acak.

Kabag Ops Polres Bima Kota, Kompol Nusra Nugraha, membenarkan sering kasus teror panah terjadi. Saat polisi mengejar, pelaku selalu berhasil kabur.

“Memang ada korban. Terjadi berkali-kali dilakukan orang tak dikenal. Namun pelaku selalu berhasil kabur,” katanya.

Tidak disebutkan total kasus teror panah sejauh ini, namun kasus dipastikan berkali-kali selama bulan Ramadhan.

Kapolres Bima Kota telah membentuk tim khusus untuk mengantisipasi teror panah. Pengamanan saat tarawih maupun menjelang berbuka puasa diperketat.

Pelaku tak mengetahui motif yang jelas menyerang orang-orang dengan panah. Akibatnya, korban harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka serius.

Tokoh masyarakat sekaligus cucu Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Dewi Ratna Muchlisa Mandyara, melalui media sosial Facebook miliknya selalu mengatensi kasus teror panah. Dia selalu mengimbau sekaligus meminta aparat secepatnya menangkap pelaku teror tersebut.

“Kalau para pemanah tidak kunjung menjadi atensi pihak berwajib, saya khawatir masyarakat akan eksekusi di tempat bila kedapatan,” katanya.

Aksi teror panah tersebut kerapkali dilakukan oleh tiga pelaku yang berboncengan menggunakan satu motor. Para pelaku kemudian mencari target korbannya untuk dieksekusi.

Bahkan, pelaku berani beraksi di siang hari membidik korbannya dengan panah yang telah mereka bawa. (red)

Foto: Ilustrasi (istimewa)