Pemilu DPD RI di NTB Diprediksi Penuh Pendatang Baru
KORANNTB.com – Pemilu 2024 diprediksi akan diwarnai munculnya the rising star atau pendatang baru dalam dunia politik. Potensi itu akan mewarnai pemilihan calon DPD RI daerah pemilihan NTB.
Prediksi tersebut diungkapkan Lembaga Kajian Sosial Politik, M16. Diprediksi akan beragam profesi muncul untuk bersaing menjadi senator, baik dari kalangan profesi mantan birokrat, jurnalis, tokoh adat hingga politisi yang sebelumnya kalah.
“Meskipun fungsi dan peran DPD RI tidak memiliki decision maker yang kuat, tapi memiliki prestise dan gengsi politik kelembagaan bagi seseorang yang menyandang predikat senator,” kata Direktur M16 Bambang Mei Finarwanto, Rabu, 13 Juli 2022.
Dia mengatakan, saat ini terjadi perbaikan persepsi publik terhadap politik. Dibanding pemilu 2014 tingkat partisipasi pemilih 77%, maka partisipasi pemilih pemilu 2019 di NTB melonjak sebesar 82% melampaui target nasional 77,5% dari jumlah DPT 2019 sebesar 3.753.096 orang.
Pria yang akrab disapa Didu itu menilai partisipasi pemilih akan terjadi peningkatan.
“Dibanding pemilu 2019, partisipasi pemilih pemilu 2024 akan terjadi peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah DPT pemilu 2024, khususnya dari pemilih pemula,” katanya.
M16: Perlu Terobosan Platform Teknologi dalam Pilkada di Tengah Pandemi
Kepala Litbang M16, Zainul Pahmi, memprediksi pada pemilihan DPD RI Dapil NTB 2024 akan terjadi anomali politik yang tidak biasa dan nuansa yang berbeda dibanding pemilihan 2019.
Salah satunya yang sudah muncul, ditandai dengan makin masif dan kreativitas konten berbasis platform teknologi komunikasi dalam mempengaruhi persepsi pemilih.
“Hal ini tentu memiliki pengaruh signifikan terhadap keberterimaan maupun keterpilihan calon Senator DPD RI Dapil NTB pada segmentasi Pemilih Cerdas tersebut,” katanya.
Dijelaskan, pemilih pemula maupun kelas menengah cerdas di NTB tentu memiliki ekspektasi yang kuat dalam menyukseskan gelaran Pemilu 2024 dengan berbagai motivasi. Parameternya adalah maraknya keterlibatan generasi milenial 4.0 ini dalam menyemarakkan kontestasi lewat beragam konten media sosial mempromosikan figur Kandidat idolanya.
“Selain melakukan operasi penetrasi di basis, maka penguatan dan kerjasama dalam membangun net working juga memiliki posisi strategis dalam memperbanyak perolehan suara,” ujarnya.
Lebih Jauh Pahmi menambahkan, pada Pemilu DPD RI 2019 diwarnai kejutan yakni terhempasnya tiga petahana DPD RI periode 2014 – 2019 dengan hanya menyisakan Suhaimi Izmy yang bertahan untuk periode 2019 – 2024. Mereka tergantikan oleh pendatang baru yang memenangi konstestasi tersebut yakni Evi Apita Maya ( 283.932 suara), Achmad Sukisman Azmy ( 268.905), TGH Ibnu Halil ( 245.570). Sementara Petahana Suhaimi Ismy berada di urutan terakhir dengan perolehan suara 207.352.
“Pada pemilihan DPD RI NTB 2019 muncul kejutan yang menobatkan Evi Apita Maya sebagai senator perempuan memperoleh suara terbanyak dan diidolakan oleh masyarakat NTB karena dianggap mempesona,” kata Pahmi.
Namun meskipun demikian, pendatang baru di dunia politik memiliki kelemahan terhadap kalkulasi politik yang rinci. Hanya bermodalkan semangat menggebu mendulang dukungan. Bahkan, kerap terlalu menyederhanakan implementasi taktik dan strategi di lapangan dalam meraih dukungan pemilih tanpa didukung mapping dan peta politik yang kredible dan valid.
“Meskipun ada kisah glory politik pemilu 2019 yang berhasil menumbangkan tiga petahana DPD RI , Maka tidak serta merta pada pemilu 2024, petahana mudah ditumbangkan lagi. Tentu belajar dari tragedi pemilu 2019,” kata Direktur M16 Didu.
Didu mengatakan salah satu celah peluang modal politik yang penting bagi pendatang baru selain investasi sosial, juga bagaimana mampu menyakinkan para vote getter dari beragam strata sosial untuk ikut mengkampanyekan dan memenangkan dirinya terpilih menjadi Senator DPD RI.
Dia mengatakan pentingnya menjalin kerjasama dengan kalangan vote getter potensial ini, setidaknya untuk memperpendek dan mengefisienkan waktu dalam melakukan penetrasi di basis.
Terakhir Didu mengulas pada Pemilu DPD RI 2024 ada anomali politik yang tidak biasa yakni ketika DPD PDIP NTB secara terbuka menyatakan dukungan dan menginstruksikan agar struktur dan konstituen PDIP memilih dan memenangkan puteri Ketua Badan Pengawas dan Disiplin Partai Gerindra, Bambang Kristiono yaitu Rannya Agustyra menjadi Senator DPD RI mewakili Dapil NTB.
Langkah politik moral kemanusiaan yang diambil PDIP NTB ini haruslah dimaknai bahwa PDIP NTB senantiasa menghormati dan menghargai upaya-upaya putri HBK telah berbuat nyata dalam membangun dan membesarkan NTB melalui jalur olahraga sepak bola. (red)
