Nelayan di NTB Tolak Kenaikan BBM Subsidi
KORANNTB.com – Wacana kenaikan BBM bersubsidi menuai penolakan dari nelayan di Nusa Tenggara Barat (NTB). Wacana kenaikan BBM tersebut dinilai sangat membuat nelayan resah.
Ketua DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Lombok Timur, Dedy Sopian, mengatakan kenaikan BBM akan mempersulit nelayan-nelayan kecil di NTB.
“Tentu hal ini akan menambah beban hidup nelayan kecil,” katanya di Mataram, Sabtu, 27 Agustus 2022.
Kenaikan BBM berdampak terhadap bertambahnya beban operasional melaut nelayan. Sehingga KNTI dengan tegas menolak wacana tersebut.
“Sikap kami terhadap kenaikan BBM bersubsidi sangat tegas untuk menolaknya. Fakta di keseharian nelayan kita saja kan BBM bersubsidi sulit diakses mulai dari soal sulitnya mengurus rekomendasi dan akses ke SPBN yang jauh,” ujarnya.
“Nah sekarang justru ditambah lagi beban di pundak nelayan dengan menaikan BBM bersubsidi yang isunya akan di naikan sampai 30 persen,” kata Dedy.
Dia berharap pemerintah memiliki alternatif lain selain menaikan harga BBM. Apalagi di NTB pasca gempa dan pandemi, nelayan setempat masih memulihkan perekonomian mereka. Ini tentu menjadi beban berat bagi masyarakat.
“Pemerintah tidak boleh langsung menaikan BBM bersubsidi hanya dari sisi harga minyak global yang naik. Mereka harus mencari solusi alternatif karena secara pendapatan kita tahu APBN mengalami surplus 21,6 persen,” ujarnya.
Ketua DPR RI, Puan Maharani yang berkunjung ke Lombok siang tadi juga menyoroti wacana kenaikan BBM. Puan berharap pemerintah dapat melakukan perhitungan yang matang.
“Sampai hari ini pemerintah masih evaluasi. Kita lihat usulan itu. Namun yang saya minta perhitungan dari hal tersebut tentu dihitung secara baik dan matang yang tidak memberatkan rakyat,” ujarnya. (red)
Foto: ilustrasi nelayan (istimewa)