KORANNTB.com – Hingga sepuluh hari ke depan potensi hujan akan terus mengguyur NTB. Pada dasarian (10 hari) ke II Februari 2023, umumnya akan didominasi hujan menengah (51 – 150 mm/das) hingga kategori tinggi (151 – 300 mm/das).

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Ni Made Adi P, mengatakan curah hujan dengan kategori menengah tersebar di sebagian Pulau Lombok bagian timur dan utara serta Kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu.

“Sedangkan curah hujan dengan kategori Tinggi tersebar  di Pulau Lombok bagian selatan dan barat, serta di Kabupaten Sumbawa Barat,” katanya, Selasa, 21 Februari 2023.

Dia menjelang, curah hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 250 mm/dasarian.

Link Banner

Sifat hujan pada dasarian II Februari 2023 di NTB bervariasi dari kondisi Bawah Normal (BN) hingga Normal (N) yang mendominasi sebagian Kabupaten Lombok Utara serta Lombok Timur bagian Utara, Kabupaten Sumbawa dan sebagian kecil Kabupaten Bima dan Kota Bima, serta kondisi Atas Normal (AN) yang mendominasi di Pulau Lombok bagian barat dan selatan, Kabupaten Sumbawa Barat, serta sebagian wilayah Dompu dan Bima bagian Selatan.

Untuk wilayah tanpa hujan hingga 1-5 hari terpantau di Pos Hujan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa selama tujuh hari tanpa hujan.

Aliran massa udara khususnya wilayah NTB masih didominasi oleh angin baratan. Hembusan angin baratan diprediksi akan bertahan hingga Maret  2023 seiring dengan masih aktifnya Monsun Asia yang mendominasi wilayah Indonesia.

“Pergerakan MJO saat ini terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia dan diprakirakan akan tetap tidak aktif hingga akhir Februari 2023,” ujarnya.

Prediksi anomali OLR secara spasial saat ini  menunjukkan berkurangnya potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah Indonesia bagian Selatan termasuk NTB pada dasarian III Februari 2023. Rata-rata anomali Suhu Muka Laut (SST) sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori Netral (-0.25 hingga +0.5°C) dan diprakirakan tetap netral menuju hangat hingga Juni 2023.

Sementara, Prakirawan Cakra Mahasurya, mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai bencana hidrometeorologi yang bisa saja terjadi.

“Potensi bencana hidrometeorologi dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor dan banjir,” katanya.

Masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi cuaca buruk yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

“Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari,” ujarnya. (red)