AMSI Gelar Diskusi Mencari Figur Pemimpin Pro Lingkungan
Menurut Dayu Nirma Amurwanti, harus ada keseimbangan antara lingkungan, sosial, dan ekonomi jika pembangunan ingin berkelanjutan. Permasalahannya, penggunaan bahan baku energi yang berasal dari fosil seperti batu bara, masih menjadi andalan sebagai sumber pembangkit listrik dan itu masih sangat berdampak pada polusi terutama udara yang kini banyak dirasakan di berbagai kota.
Sementara, Ketua Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan (APIK) Dr. Mahawan Karuniasa mengatakan, pembangunan di Indonesia belum berkelanjutan, dan ini menjadi tanggung jawab semua termasuk pemimpin. Menurut Mahawan, selain soal IQ dan EQ, pemimpin juga perlu memiliki SQ (Sustainability Quotient).
“Kemampuan itu perlu menjadi syarat atau kriteria yang harus dimiliki pemimpin Indonesia,” ujar Mahawan.
Menurut Mahawan jika bila belum ada kemampuan itu, maka menjadi tanggung jawab semua pihak untuk mendorong agar pemimpin memiliki kemampuan dimaksud jika ingin Pembangunan bisa dikelola secara berkelanjutan.
Pembicara dari lembaga riset Indikator Politik Indonesia, Kennedy Muslim dalam green webinar menyebut bahwa isu lingkungan hidup memiliki insentif elektoral yang tinggi dalam pemilu 2024 mendatang. Ia berpendapat, para aktivis lingkungan dan media harus terus menggaungkan soal ini sacara terus-menerus.
“Aktivis lingkungan dan media harus terus menggaungkan isu ini karena insentif elektoralnya tinggi, berdasar data penelitian kami,” kata Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, Kennedy Muslim.