KORANNTB.com – Saat banyak daerah mengalami surplus beras, namun di NTB inflasi beras makin tinggi. Harga untuk beras premium tembus Rp16 ribu per kilo padahal NTB menjadi lumbung pangan nasional.

Pengamat ekonomi dari Universitas Mataram, Muhammad Firmansyah mengatakan kondisi tersebut dapat menjadi ‘penyakit’ ekonomi.

“Kalau Bulog sudah bilang beras kita surplus, pasokan aman sampai tahun depan, dugaan saya ini mengarah pada tata niaga. Apakah ada penimbunan atau panic buying yang menyebabkan rantai pasokan bermasalah?”ujarnya.

Dia mengatakan jika kondisi ini berlangsung lama akan membawa sentimen negatif terhadap harga komoditas pangan lainnya.

“Masyarakat mungkin menduga akan ada terjadi kelangkaan beras atau bahan pokok lainnya karena kemarau panjang ini. Maka dari itu, pemerintah harus lebih gencar melaksanakan operasi pasar,” katanya.

Dia juga mendorong pemerintah daerah untuk bekerjasama dengan sejumlah media massa untuk mencegah harga beras terus naik.

Kadis Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti…