Kadis Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti yang dikonfirmasi mengatakan tidak mengantongi data terkait harga beras saat ini.

“Data stok ada di Bulog dan Dinas Ketahanan Pangan,” katanya.

Pada September 2023 lalu, Nelly mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan harga beras naik. Salah satunya dampak El-Nino dan kemarau panjang.

“Fenomena El-Nino membuat curah hujan lebih rendah daripada periode sebelumnya sehingga pasokan air berkurang. Kondisi ini membuat kawasan ASEAN termasuk Indonesia mengalami kekeringan dan berdampak pada produksi beras,” ujarnya, Senin 11 September 2023.

Kemudian kekeringan di Lombok juga mempengaruhi harga beras. Beberapa daerah penghasil beras terbesar di NTB turut terdampak perubahan iklim oleh El-Nino. Hal tersebut berimbas pada kecukupan air di sejumlah wilayah NTB sehingga berpotensi mengakibatkan penurunan produksi pada petani.

“Selain kekeringan di beberapa wilayah Lombok yang menyebabkan risiko gagal panen, hal yang membuat harga beras di NTB terus naik karena NTB menjadi salah satu provinsi yang menyuplai beras untuk provinsi lain,” kata Nelly.

Ada juga masalah global lainnya yaitu larangan ekspor beras India di pasar global. Meskipun India memiliki stok beras 7 juta ton, namun negara tersebut tetap melarang ekspor beras. Padahal dengan stok 4 juta ton sudah lebih dari cukup untuk stok mereka.

India memang merupakan pengekspor beras terbesar di dunia. Negara itu berkontribusi terhadap 40 persen pengiriman global. Mereka melarang ekspor beras dan gula sejak 20 Juli 2023 untuk menekan inflasi di negara tersebut.

“Betul. Salah satunya itu dan ada faktor kebijakan  juga,” ujar Nelly.