Adab Menuntut Ilmu

1. Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu

Dalam menuntut ilmu kita harus ikhlas karena Allah dan seseorang tidak akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat jika ia tidak ikhlas karena Allah.

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya….” (QS. Al- Bayyinah: 5).

2. Membersihkan hati dari akhlak yang buruk

Hendaknya penuntut ilmu membersihkan hatinya dari segala kecurangan,kotoran, iri, dengki,keyakinan yang buruk,dan akhlak yang jelek. Sahl bin Abdullah at-Tustari رحمه الله berkata,

حَرَامٌ عَلَى قَلْبٍ أَنْ يَدْخُلَهُ النُّورُ وَفِيْهِ شَيْءٍ مِمَّا يَكْرَهُ اللهُ عَزَّوَجَلَّ

“Haram atas cahaya (ilmu) untuk memasuki hati seseorang, sedang di dalam hati tersebut ada  sesuatu yang dibenci oleh Allah عزوجل”

3. Memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah

Hendaknya setiap penuntut ilmu senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Ta’ala dan memohon pertolongan kepada Nya dalam mencari ilmu serta selalu merasa butuh kepada Nya.

Allah Ta’ala berfirman ;

(… وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا ) (١١٤)

“… Dan katakanlah, ‘Wahai Rabb-ku tambahkanlah ilmu kepadaku.” (QS. Thaahaa: 114)

4. Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan rindu untuk mendapatkannya

Dalam menuntut ilmu syar’i membutuhkan kesungguhan tidak layak para penuntut Ilmu bermalas malasan dalam mencarinya kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat apabila bersungguh sungguh dalam mendapatkannya.  Rasulullah صَلى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم bersabda:

إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ، وَالْحِلْمُ بِالتَّحَلُّمِ، وَمَنْ يَتَحَرَّ الْخَيْرَ يُعْطَهُ، وَمَنْ يَتَوَقَّ الشَّرَّ يُوْقَهُ.

“Sesungguhnya ilmu diperoleh dengan (sungguh- sungguh) belajar, dan sikap sabar (penyantun) diperoleh dengan membiasakan diri untuk sabar. Barangsiapa yang berusaha (keras) mencari kebaikan maka ia akan memperoleh kebaikan, dan barangsiapa yang menjaga dirinya dari kejelekan (kejahatan) maka ia akan di- lindungi Allah dari kejelekan (kejahatan).”

5. Memulai dengan mempelajari Kitabullah (Al-Qur’an)

Hendaklah seorang penuntut ilmu memulai perjalanan menuntut ilmunya denga mempelajari al-Qur’an dan bersungguh sungguh dalam memahami tafsirnya.

6. Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada Allah Ta’ala

Hal ini merupakan sarana yang paling benar dalam memperoleh ilmu, sebagaimana Allah berfirman ;

وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّٰهُۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

‘’…Dan bertaqwalah kepada Allah; Allah akan memberikan pengajaran kepadamu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 282).

Karena itulah ibnu Mas’ud رحمه الله  (wafat th. 32H ) mengatakan,”Sungguh, aku mengetahui bahwa seseorang lupa terhadap ilmu yang pernah diketahuinya dengan sebab dosa yang dilakukannya.”

Imam Ibnul Qayyim رحمة الله menjelaskan dalam kitabnya ad-Daa wad Dawaa’ bahwa seseorang tidak mendapatkan ilmu disebabkan dosa dan maksiat yang dilakukannya. Seseorang terhalang dari ilmu yang bermanfaat disebab- kan banyak melakukan dosa dan maksiat.

Seorang muslim dan muslimah harus menjauhi dosa dosa besar, apalagi ia seorang penuntut ilmu, oleh sebab itu kita harus menjauhi dosa dan maksiat.

7. Memanfaatkan usia muda dalam menuntut ilmu

8. Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmu

9. Mendengarkan baik- baik pelajaran yang disampaikan ustadz, syaikh, atau guru

10. Diam ketika pelajaran disampaikan

11. Berusaha memahami ilmu syar’i yang disampaikan

12. Menghafalkan ilmu syar’i yang disampaikan

13. Mengikat ilmu atau pelajaran denagn tulisan

14. Mengamalkam ilmu syar’i yang telah dipelajari

15. Mendakwahkan ilmu

16. Memilih teman yang baik