“Dalam isu krisis iklim yang begitu kompleks, saya menekankan peran perempuan dan kaum muda sangatlah penting untuk dilibatkan langsung di berbagai sektor seperti mulai dari perencanaan, implementasi hingga evaluasi agar mengakomodir kebutuhan perempuan. Selain itu, perempuan juga harus diberi akses dan kesempatan dalam mengelola sumber daya alam, mendapatkan pendidikan, kesehatan serta terlibat dalam pelatihan yang berkaitan dengan perubahan iklim, dan kebencanaan,” jelasnya.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, mengapresiasi keterlibatan kaum muda seperti April dalam aksi penanganan krisis iklim di Indonesia. Menurutnya, semua pihak bertangguhjawab terhadap krisis iklim yang terjadi termasuk bagi kaum muda.

“Kaum muda menjadi penting bagi Indonesia, dalam mewujudkan kebutuhan dan target- target tentang pengendalian iklim di Indonesia, termasuk mitigasi dan adaptasi. Karena kaum muda adalah pemimpin dan pewaris Indonesia masa depan,” katanya di sela-sela kegiatan COP28.

Conference of the Parties ke-28 (COP28) merupakan sebuah forum tahunan PBB yang memfokuskan pembahasan pada isu-isu iklim. Acara ini diadakan di Uni Emirat Arab (UEA) mulai tanggal 30 November hingga 12 Desember 2023. Di COP28, para pemimpin dunia bersatu untuk merundingkan strategi dan langkah-langkah konkret guna membatasi dampak perubahan iklim serta mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan.

Konferensi mengenai iklim terbesar di dunia ini dilaporkan akan dihadiri oleh lebih dari 140 pemimpin dunia dan pejabat senior pemerintah, termasuk Indonesia yang berencana mengirimkan 600 delegasi. Secara total, UEA dikabarkan akan menyambut lebih dari 70 ribu peserta dan 5 ribu pekerja media.