KORANNTB.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga akhir Maret 2025.

Namun, BMKG memastikan bahwa kondisi tersebut dapat dideteksi lebih awal sehingga upaya mitigasi dan peringatan dini dapat dilakukan.

“Jadi Insya Allah lebih baik, kemungkinan ada cuaca ekstrem tapi durasinya singkat. Tapi kita siapkan modifikasi cuaca,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Dwikorita menjelaskan bahwa periode Maret hingga awal April merupakan masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau. Oleh karena itu, meskipun intensitas hujan diperkirakan mulai berkurang, potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir masih bisa terjadi di beberapa wilayah.

Untuk mengurangi dampak dari cuaca ekstrem, BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiapkan modifikasi cuaca guna mengendalikan curah hujan yang berlebihan di wilayah rawan banjir.

Sebagaimana diketahui cuaca buruk sering terjadi saat musim transisi atau pergantian musim. Musim tersebut dikenal dengan pancaroba.

Pada pancaroba, potensi bencana hidrometeorologi meningkat. Bencana tersebut berupa banjir, angin kencang, pohon tumbang, longsor, genangan dan bahkan puting beliung. Kondisi perairan juga sering buruk di musim itu.