Cuaca Buruk, Warga NTB Diminta Hindari Mandi di Pantai
KORANNTB.com – Potensi angin kencang dan gelombang tinggi terjadi di NTB pada 28-29 Juni 2025. Masyarakat diminta selalu berhati-hati terhadap potensi cuaca buruk tersebut.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Zainudin Abdul Madjid, Juliani Intan Sari, dalam laporan resmi BMKG mengatakan ada peningkatan kecepatan angin di wilayah NTB selama periode tersebut.
“Waspadai adanya peningkatan kecepatan angin kencang di wilayah NTB,” ujar Juliani.
Tidak hanya kecapatan angin, potensi gelombang tinggi juga terjadi di perairan NTB. Bahkan Selat Lombok bagian selatan dan Samudra Hindia Selatan NTB memiliki ketinggian gelombang bisa mencapai 4 meter.
Selain itu Selat Lombok bagian utara, Selat Alas bagian selatan dan Selat Sape bagian selatan memiliki potensi ketinggian gelombang mencapai 2,5 meter. Ini sangat berbahaya bagi aktivitas di pesisir atau nelayan yang melaut.
Media ini mengimbau masyarakat untuk menghindari mandi di pantai saat kondisi cuaca buruk saat ini. Selalu ekstra hati-hati saat berada di pantai, terlebih lagi jika tidak bisa berenang. Angin dapat menyebabkan arus air yang cukup kuat.
Selain itu, warga diminta waspada jika berada di dekat pohon saat angin kencang. Hati-hati terjadi pohon tumbang.
BMKG menyebutkan, angin permukaan di wilayah NTB bertiup dengan arah dominan dari tenggara hingga barat daya, dengan kecepatan maksimum mencapai 37 kilometer per jam. Kondisi ini dipengaruhi oleh sejumlah fenomena atmosfer yang terpantau di wilayah Indonesia, seperti sirkulasi siklonik di Selat Makassar dan Samudra Pasifik Utara, serta keberadaan Bibit Siklon 97W dengan tekanan 1007 hPa dan kecepatan angin maksimum 15 knot.
Selain angin kencang, masyarakat juga diminta mewaspadai hujan yang berpotensi disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayah NTB.
“Waspadai adanya potensi hujan yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Kabupaten Bima, dan Kota Bima pada pagi hingga malam hari,” jelas Juliani.