KORANNTB.com – Film animasi nasional terbaru, Merah Putih: One for All, yang digadang-gadang menjadi tontonan keluarga dalam perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, justru mendapat sambutan yang mengejutkan di dunia maya. Sejak dirilis pada 14 Agustus 2025, film ini hanya meraih skor 1,0 dari 10 di situs internasional Internet Movie Database (IMDb).

Data di laman resmi IMDb mencatat, hingga pertengahan Agustus sudah lebih dari 3.000 pengguna yang memberikan penilaian. Angka ini menempatkan Merah Putih: One for All sebagai salah satu film dengan rating terendah sepanjang sejarah perfilman Indonesia di platform tersebut.

Film berdurasi 70 menit itu diproduksi oleh Perfiki Kreasindo, di bawah Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Disutradarai oleh Endiarto bersama Bintang Takari, film ini mengisahkan delapan anak dari berbagai latar budaya di Indonesia yang harus mencari kembali bendera pusaka jelang upacara kemerdekaan. Cerita penuh petualangan tersebut dimaksudkan sebagai simbol persatuan dalam keberagaman.

Namun, pesan kebangsaan itu tampaknya belum mampu diterjemahkan dengan baik di mata penonton. Sejumlah warganet di forum daring menyoroti kualitas animasi, alur cerita, hingga eksekusi teknis yang dianggap kurang maksimal untuk ukuran film layar lebar. Di sisi lain, ada pula yang tetap mengapresiasi semangat tim kreatif membawa isu nasionalisme ke ranah animasi.

Fenomena rating rendah ini memicu diskusi luas di media sosial. Sebagian menyayangkan capaian yang berlawanan dengan misi mulia film, sementara yang lain melihatnya sebagai kritik agar industri animasi lokal lebih serius membangun kualitas.

Terlepas dari kontroversi tersebut, Merah Putih: One for All menorehkan sejarah tersendiri. Ia menjadi bukti bahwa keterlibatan publik dalam memberi apresiasi maupun kritik kini bisa tercermin secara global melalui platform digital.