KORANNTB.com – Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat 186 kejadian bencana sepanjang periode 1 Januari hingga 30 November 2025. Data tersebut dirilis Pusdalops-PB BPBD NTB sebagai hasil rekapitulasi pemantauan harian dari seluruh kabupaten dan kota.

Dari total kejadian itu, bencana alam mendominasi dengan 169 insiden. Banjir tercatat sebagai bencana paling sering terjadi, yakni sebanyak 86 kali. Situasi ini dipengaruhi curah hujan yang cukup tinggi di berbagai wilayah sejak awal tahun, termasuk daerah yang memiliki aliran sungai besar maupun kawasan pemukiman padat yang rentan terhadap luapan air.

Selain banjir, cuaca ekstrem dan angin puting beliung juga menempati posisi kedua terbanyak dengan 55 kejadian. Bencana ini umumnya menyebabkan kerusakan ringan hingga berat pada atap rumah warga, fasilitas umum, serta jaringan listrik. Sementara itu, bencana tanah longsor terjadi sebanyak 14 kali, terutama di daerah perbukitan yang memiliki tingkat kemiringan tinggi.

Gempa bumi dan gelombang pasang atau abrasi masing-masing tercatat dua kali selama periode tersebut. Meski jumlahnya kecil, kedua kategori ini tetap mendapatkan atensi mengingat NTB merupakan wilayah rawan gempa dan memiliki garis pantai yang panjang. Di samping itu, bencana kekeringan juga melanda sembilan kabupaten, terutama wilayah yang berada di dataran rendah dan kering.

Untuk kategori bencana non-alam, BPBD mencatat 12 kasus kebakaran gedung dan pemukiman. Insiden kebakaran ini terjadi baik di kawasan padat penduduk maupun area fasilitas umum, dengan penyebab beragam seperti korsleting listrik dan kelalaian penggunaan api. Dua kejadian epidemi atau wabah penyakit juga dilaporkan, yang memerlukan penanganan bersama antara unsur kesehatan dan pemerintah daerah.

Selain itu, satu kasus konflik sosial terjadi dalam kurun waktu tersebut dan juga dimasukkan dalam rekapitulasi kejadian bencana provinsi.

Pusdalops-PB BPBD NTB menyampaikan bahwa data ini menjadi dasar dalam penyusunan mitigasi serta upaya pengurangan risiko bencana di awal tahun mendatang. Laporan ini juga diharapkan dapat menjadi perhatian pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana yang masih mungkin terjadi di penghujung tahun.