KORANNTB.com – Memiliki hewan peliharaan tidak mudah, apalagi jika sedang sakit. Kucing adalah salah satu hewan peliharaan paling populer dan perawatannya cukup mudah, walaupun tidak dapat dikatakan bisa dilakukan semua orang. Beberapa penyakit kerap kali menyerang hewan kesayangan banyak orang ini, terutama infeksi jamur kulit.

Infeksi jamur kulit merupakan penyakit yang biasa menyerang hewan peliharaan. Infeksi jamur pada kucing biasa disebut kurap. Microsporum canis merupakan penyebab dari jamur pada kucing. Selain itu, microsporum gypseum dan trichophyton mentagrophytes juga kerap menginfeksi kucing.

Kucing yang terkena jamur jarang menunjukkan gejala, maka tidak banyak pemilik yang langsung mengetahui hewan kesayangannya sedang terkena infeksi. Memang senang rasanya melihat hewan peliharaan berlari-larian di sekitar kita, tetapi ketika sakit mereka juga perlu dirawat dan diobati sebagaimana mestinya.

Meskipun jamur pada kucing sudah umum, bukan berarti penyakit ini dapat diabaikan begitu saja. Untuk mengetahui bagaimana pertolongan pertama jika kucing tengah terinfeksi jamur, simak ulasan berikut ini!
Di awal sudah disebutkan tiga jenis jamur yang mungkin bisa menginfeksi kucing. Berikut adalah nama-nama infeksi jamur lainnya yang mungkin bisa menginfeksi walaupun jarang terjadi:

Link Banner

Cryptococcosis, infeksi jamur ini dapat mengganggu kerja sistem saraf, pernapasan, mata, dan kulit,
Blastomycosis, masih menyebabkan infeksi pernapasan ditambah dengan neurologis pada kucing,

Malassezia yeast, dapat menyebabkan gatal, kemerahan, hiperpigmentasi, dan linkenifikasi (penebalan dan pengerasan) pada kulit kucing,

Coccidioidomycosis, akan menyebabkan bulu kucing rontok,
Kandidiasis, berbeda dengan yang lainnya, infeksi jamur ini akan mengganggu sistem pencernaan dan kelamin betina,

Rhinosporidiosis, bisa sebabkan polip dan bintil pada kucing,

Cutaneous sporotrichosis, tidak hanya menimbulkan benjolan dan bengkak, infeksi jamur ini bisa menyebabkan keluarnya darah atau nanah,

Mycetomas, ketika terkena infeksi oleh jamur ini, jaringan kulit atau perut akan membengkak,

Phaeohyphomycosis, walaupun jarang infeksi jamur di kulit yang dapat menyerang sistem saraf pada kucing.

Ketika terkena infeksi jamur, biasanya kulit akan mengalami perubahan berupa kemerahan, pengerasan, beberapa bagian akan menonjol, dan bersisik. Selain itu, kucing juga akan memberikan beberapa gejala penting, seperti lesu, demam, sulit bernapas, penurunan berat badan, batuk, kejang, hingga kebutaan.

Untuk mengobatinya, itrakonazol, terbinafine, dan flukonazol merupakan obat paling ampuh yang dapat mengurangi jamur pada kucing. Obat ini juga bisa meredakan kusta, sisik, rambut rontok, dan lesi kulit pada kucing.

Namun, sama seperti konsumsi obat pada manusia, kucing juga tidak bisa sembarangan mengonsumsinya tanpa resep dari dokter. Karena, tidak semua pbat antijamur aman dikonsumsi oleh kucing.

Pada umumnya, pengobatan dan perawatan jamu pada kucing berlangsung dari tiga hingga empat minggu. Namun, jika jamur sudah menginfeksi dengan parah, perawatan membutuhkan waktu berbulan-bulan lamanya. Terlebih lagi, infeksi jamur juga bisa terjadi secara berulang, jadi harus lebih berhati-hati.

Untuk menghindarinya, bersihkan tempat tidur, mainan, atau peralatan makan dan minumnya secara berkala. Jika perlu, buang peralatan yang sudah tidak layak dipakai. Selain itu, ganti pasti setidaknya tiga hari sekali dan rutin mandikan kucing dua kali dalam satu hari.

Untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya, bisa minum vitamin khusus kucing secara rutin. Ketika kucing sudah terinfeksi jamur, tempatkan di area tersendiri agar tidak menginfeksi hewan lainnya. Karena, jamur bisa menular ke hewan lainnya lewat kontak fisik.

Jika kucing sudah menunjukkan ciri-ciri jamuran, kamu bisa langsung membawanya ke pet shop untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan. Konsultasi untuk kesehatannya sangat penting agar tidak terjadi masalah kesehatan lanjutan pada kucing. (red)

Foto: ilustrasi Pixabay/Kirgiz03