Dewan Sasak Muda Bersatu: Dirut Bank NTB Syariah Banyak Jasa Membangun Daerah
KORANNTB.com – Bank NTB Syariah kini dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Sejak dikonversi dari bank konvensional ke bank umum syariah pada 2018, Bank NTB Syariah terus tumbuh melaju dan dikenal luas oleh masyarakat, khususnya di NTB.
Kemajuan Bank NTB Syariah tidak terlepas dari tangan dingin Direktur Utama Bank NTB Syariah, H. Kukuh Rahardjo. Pria kelahiran 1968 itu mulai menjabat Dirut Bank NTB Syariah pada 21 Agustus 2018.
Kukuh memulai karier di dunia perbankan sejak 1992. Dia pertama berkarier di BNI. Kemudian pada Juli 2011 berkarier di BNI Syariah hingga Meret 2017. Jabatannya saat itu adalah Direktur Bisnis.
Sejak bergabung dengan Bank NTB Syariah, Kukuh Rahardjo mulai memperbaiki bank yang sebelumnya hanya dikenal dengan bank milik PNS itu, atau lebih parahnya dikenal sebagai bank bancakan.
Ketua Presidium Dewan Sasak Muda Bersatu (Desak Datu), Lalu Winengan akan memberikan apresiasi terhadap kinerja Dirut Bank NTB Syariah, Kukuh Rahardjo. Dia mengatakan, berkat usaha dan kegigihan Kukuh Rahardjo, membawa Bank NTB Syariah sudah dapat menyerupai bank nasional lainnya.
“Saya atas nama Ketua Presidium Dewan Sasak Muda Bersatu memberikan apresiasi kepada Dirut Bank NTB Syariah yang telah menorehkan prestasi sehingga Bank NTB Syariah hampir dari fasilitas yang dimiliki sama seperti bank-bank nasional. Prestasi bahkan bisa mengangkat penambahan modal,” katanya, Selasa, 9 Januari 2024.
Tidak tanggung-tanggung, penghargaan terhadap Kukuh Rahardjo akan diberikan di hadapan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang akan mengunjungi NTB nanti.
“Saya sebagai anak Sasak akan memberi penghargaan kepada beliau. Penyampaian penghargaan ini InsyaAllah nanti akan saya berikan saat kedatangan Wapres, saat peletakan batu pertama Rumah Sakit Bagu di Puyung atau peletakan batu pertama Kantor MUI. Habis pemilu supaya tidak ada tendensi politik,” ujarnya.
Dia mengatakan publik tidak dapat menutup mata dengan banyaknya keberhasilan yang diraih Kukuh Rahardjo dalam mengembangkan Bank NTB Syariah.
“Keberhasilan Dirut tidak bisa kita menafikan dan menutup mata,” tegasnya.
Dia juga merasa lucu dengan segelintir tuduhan yang dilayangkan ke Kukuh Rahardjo, padahal bank tersebut diawasi ketat baik oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun pengawas perbankan lainnya.
“Zaman sekarang ada OJK, ada pengawas perbankan tidak bisa orang tunjuk sembarangan sosok Dirut,” kata Winengan.
Lalu Winengan mengapresiasi kinerja Kukuh Rahardjo, karena meskipun berasal dari luar NTB, namun mampu berjasa dalam mengembangkan daerah.
“Mau putra daerah atau bukan, namun mampu membangun daerah ini harus kita berikan apresiasi. Jangan hanya melihat bukan putra daerah. Saya selaku Ketua Desak Datu memberikan apresiasi yang sangat luar biasa,” katanya.
Sebelumnya, berbagai terobosan dilakukan untuk memajukan bank daerah tersebut. Itu terbukti dengan meningkatnya nilai aset pada bank tersebut. Nilai aset Bank NTB Syariah tahun 2018 (awal konversi menjadi BUS) Rp7.039 triliun, tahun 2019 naik jadi Rp8.640 triliun. Tahun 2020 menjadi Rp10.420 triliun. Tahun 2011 menjadi Rp11.215 triliun. Tahun 2012 naik menjadi Rp13.002 triliun dan hingga Agustus 2023 sudah menjadi Rp13.803 triliun.
Kukuh Rahardjo telah membuktikan diri mampu membawa Bank NTB Syariah lebih maju lagi. Itu membuat dia kembali terpilih sebagai direktur utama pada 2023 lalu.
Bukan cuma nilai aset, di kepemimpinan Kukuh Rahardjo, Dana Pihak Ketiga (DPK) berupa tabungan, deposito dan giro pada 2018 hanya sebesar Rp4.921 triliun. Kemudian pada 2019 naik menjadi Rp6.816 triliun. Tahun 2020 naik mejadi Rp7.409 triliun. Tahun 2021 jadi Rp8.143 triliun. Tahun 2022 menjadi Rp9.780 triliun, dan pada Agustus 2023 sudah tumbuh menjadi Rp10.574 triliun. Dari tahun ke tahun DPK terus mengalami peningkatan.
Pembiayaan/kredit juga terus tumbuh sejak bank tersebut dikonversikan. Nilai pembiayaaan/kredit pada 2018 hanya sebesar Rp4.869 triliun. Kemudian terus naik dari tahun ke tahun. Tahun 2019 naik menjadi Rp5.582 triliun. Tahun 2020 jadi sebesar Rp6.411 triliun. Tahun 2021 menjadi Rp7.407 triliun. Tahun 2022 menjadi Rp8.725 triliun. Kemudian tahun 2023 per Agustus sudah mencapai Rp9.559 triliun.
Bank yang dulunya hanya memiliki pasar utama ASN tersebut, kini telah berubah dan berkembang lebih variatif. Produk perbankan Bank NTB Syariah juga mulai berkembang dan menyasar pelaku UMKM, petani, kontraktor dan masyarakat umum lainnya.
Bahkan, Bank NTB Syariah juga jauh hari telah memiliki kantor cabang di Surabaya, Jawa Timur.
Di tangan Kukuh Rahardjo juga Bank NTB Syariah telah melakukan digitalisasi perbankan. Hadirnya m-banking Bank NTB Syariah memudahkan masyarakat untuk bertransaki non-tunai. Tidak ada bedanya dengan m-banking bank-bank besar himbara dan bank swasta lainnya. Bahkan pada m-banking Bank NTB Syariah banyak fitur yang memudahkan masyarakat melakukan transaksi berbagai layanan yang disediakan seperti QRIS dan pembelian lainnya.