Kritik BTNGR, Pegiat Pariwisata: Banyak Denda Minim Alat Keselamatan
KORANNTB.com – Ketua Sahabat Pariwisata Nusantara (SAPANA) mengeritisi lambannya proses evakuasi Juliana (27) warga Brasil yang terjatuh di jurang kawasan Gunung Rinjani dan minimnya alat keselamatan pendaki yang seharusnya disediakan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).
Juliana yang mendaki Gunung Rinjani mengalami insiden kecelakaan pada Sabtu, 21 Juni 2025. Insiden tragis ini terjadi saat korban mendaki menuju puncak dan mencapai titik Cemara Nunggal, kawasan yang berada tak jauh dari Danau Segara Anak.
Sudah tiga hari sejak jatuh, Juliana belum berhasil dievakuasi. Petugas mengalami kendala keterbatasan alat bantuan, medan yang curam hingga kondisi cuaca yang sering berubah yang menyulitkan tim untuk mengevakuasi.
Ketua Sapana, Rudi Lombok mengeritisi BTNRG yang kesannya lebih memprioritaskan denda terhadap pendaki ketimbang keselamatan pendaki.
“Ini lebih banyak dendanya ketimbang fasilitas dan alat keselamatan untuk pendaki,” kata Rudi, Selasa, 24 Juni 2025.
Dia menyoroti regulasi PP Nomor 12 Tahun 2014 di mana banyak pungutan untuk pendaki. Misalnya mengambil snapshot film komersial untuk kategori video komersil dikenakan tarif Rp 10 juta per paket.
Kemudian untuk pengambilan gambar melalui handycam senilai Rp 1 juta per paket, dan pengambilan foto sebesar Rp 250 ribu per paket.
Namun, itu tidak sebanding dengan fasilitas keselamatan yang diberikan. Minimnya pembatas di medan yang curam dan terjal hingga alat evakuasi seperti helikopter.
“Padahal status Gunung Rinjani masuk dalam Geopark dunia tapi minim alat keselamatan,” sesalnya.
Kritik Netizen Brasil
Netizen Brasil ramai-ramai mengertisi lambannya proses evakuasi terhadap Juliana. Akun Presiden Indonesia, Prabowo Subianto hingga BTNGR dihujani komentar akun-akun dari Negeri Samba tersebut.
“Permintaan mendesak untuk penyelamatan Juliana. Tidak dapat diterima bagi warga Brasil untuk tetap berada dalam situasi risiko tanpa bantuan yang tepat. Otoritas yang kompeten perlu bertindak segera. Juliana harus diselamatkan!” tulis warga Brasil.
“S.O.S Juliana,” komentar netizen lainnya.
“Di mana gadis Brasil itu,” ujar netizen.
Akun lainnya juga meneriaki kalimat “Selamatkan Juliana” dalam kolom komentar akun BTNGR dan Prabowo.
Pada Senin kemarin, petugas yang menggunakan drone thermal berhasil menemukan korban. Tubuh korban sudah tidak bergerak. Namun petugas kesulitan untuk mengevakuasi korban karena faktor medan yang terjal dan cuaca yang rentan berubah sehingga menyulitkan proses evakuasi.
“Kami terkendala medan yang ekstrem dan berkabut di sekitar lokasi kejadian,” kata Kepala Kantor SAR Mataram, Muhamad Hariyadi, kemarin.