NU NTB: Menguatkan Ekonomi Umat dan Membangun Kemandirian Basis
Penulis: Wasekwil GP Ansor NTB, Lalu Suparman Ambakti (Gde Upar)
KOlOM – Pemberdayaan ekonomi umat merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan masyarakat yang berkelanjutan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Sebagai organisasi keagamaan yang memiliki basis, Nahdlatul Ulama (NU) harus mengambil peran yang strategis melalui berbagai program nyata.
Peran ini tidak hanya berfokus pada peningkatan taraf hidup, tetapi juga pada penguatan kemandirian dan martabat ekonomi umat secara keseluruhan dan merata.
Mengapa Pemberdayaan Ekonomi Umat Penting?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2024, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil keluar dari 10 besar provinsi termiskin di Indonesia. NTB menempati peringkat ke-12 sebagai provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi.
Kedua, pemberdayaan ini sejalan dengan prinsip-prinsip Islam yang menganjurkan umatnya untuk mandiri dan produktif.
Ketiga, dengan ekonomi yang kuat, masyarakat dapat lebih berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, menciptakan ekosistem yang saling mendukung.
Strategi NU NTB dalam Pemberdayaan Ekonomi
NU NTB tidak hanya berteori, tetapi harus diwujudkan dengan mengimplementasikan strategi konkret. Ada beberapa hal yang bisa dioptimalkan oleh NU NTB.
Pelatihan Wirausaha: NU NTB secara rutin menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan bagi para santri, ibu-ibu majelis taklim, dan pemuda. Pelatihan ini mencakup berbagai keterampilan, mulai dari pengelolaan keuangan, pemasaran digital, hingga produksi kerajinan lokal.
Pendampingan UMKM: Para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang berafiliasi dengan NU mendapatkan pendampingan intensif. Ini termasuk bantuan dalam pengurusan izin usaha, akses permodalan melalui koperasi, dan strategi pengembangan produk.
Penguatan Ekonomi Syariah: NU NTB juga harus aktif dalam memperkenalkan dan mengembangkan ekonomi syariah. NU harus mendorong pembentukan BMT (Baitul Maal wa Tamwil) atau koperasi syariah sebagai alternatif permodalan yang adil dan transparan bagi masyarakat.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Tentu saja, perjalanan ini tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah masih rendahnya literasi keuangan di kalangan masyarakat. Selain itu, akses pasar yang terbatas juga menjadi kendala bagi produk-produk UMKM lokal.
Meskipun demikian, dengan sinergi antara NU, pemerintah, dan pihak swasta, harapan untuk menciptakan ekosistem ekonomi umat yang kuat dan berdaya saing di NTB sangatlah besar.
Penguatan ekonomi umat bukan hanya tugas satu pihak, melainkan tanggung jawab kolektif. Melalui program-program yang berkelanjutan dan inovatif, NU NTB membangun komitmen untuk membawa perubahan nyata, menjadikan kemandirian ekonomi sebagai fondasi bagi kesejahteraan umat khususnya warga NU Bumi Gora.