KoranNTB.com – Lawatan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah ke Perth, Australia memberikan makna mendalam. Terutama, terkait sisi lain pariwisata yang selama ini belum dikembangkan. Pariwisata sebagai seni mengelola dan memfasilitasi berbagai minat manusia. Dari pelayaran yang menantang, hingga keheningan yang reflektif.

Hal itu dikemukakan gubernur, usai bertemu dengan Fremantle Sailing Club di Perth, Jumat, 28 Juni 2019. Fremantle Sailing Club adalah klub berlayar dengan ribuan anggota dari beragam usia dan minat.

Klub ini telah memiliki struktur kelembagaan yang sangat baik. Mereka memiliki kalender tahunan yang diisi dengan berbagai agenda pelayaran, termasuk yang bersifat kompetitif. Klub ini bahkan telah memiliki sistem regenerasi dengan membentuk keanggotaan junior dan akademi pelatihan. Dengan tujuan, membentuk generasi pelaut yang akan melanjutkan kiprah klub ini di masa depan.

“Mereka tiap tahun menyelenggarakan perlombaan berlayar dari Perth ke Bali yang diikuti banyak peserta dan pelancong,” ujar Doktor Zul. Dengan menjadi daerah persinggahan para anggota Fremantle Sailing Club, para pelaku wisata di Bali tentu akan menikmati manfaat dari aktivitas mereka selama di daerah tersebut.

Informasi ini menginspirasi Zulkieflimasyah. Menurutnya, untuk memajukan pariwisata di NTB, semua pemangku kepentingan memang perlu banyak belajar dari Bali. Kesuksesan Bali dalam mengkreasikan tumbuhnya aktivitas semacam ini patut direnungkan bersama.

“Bali mengajarkan kita bahwa pariwisata bukan melulu persoalan pantai yang indah dan gunung-gunung yang menakjubkan. Tapi, lebih pada persoalan mengemas semuanya menjadi atraksi yang menawan hati dan memberi kesan dalam,” ujarnya.

Pemikiran ini membawa Zulkieflimansyah pada pemaknaan lain akan pariwisata. Bahwa, di luar sana ada banyak orang yang memaknai pariwisata lebih dari pantai, gunung atau air terjun. Mereka membutuhkan hal yang selaras dengan minat-minat mereka. Beberapa orang lain juga memaknai pariwisata sebagai aktivitas yang memberikan mereka momentum untuk merefleksikan kehidupan.

Sebagian orang mungkin memiliki minat dalam pelayaran dan menginginkan tempat yang baik untuk menambatkan banyak perahu mereka. Tapi, tidak sedikit orang yang ingin melarikan diri dari rutinitas dunia. Mereka membutuhkan tempat yang hening, jauh dari keramaian. Sebuah tempat untuk berkontemplasi. Dan ada banyak lagi minat yang memotivasi orang untuk mengunjungi sebuah daerah.

Maka, untuk memenuhi beragamnya motivasi berwisata itu, dibutuhkan kreativitas para penentu kebijakan dan pengelola jasa wisata. Memberikan berbagai alternatif dan bentuk wisata yang memungkinkan banyak orang dengan beragam minat datang. Lalu, menemukan kebahagiaan sejati di daerah kita.

“Pariwisata sejatinya adalah seni dan kemampuan untuk menciptakan berbagai kegiatan-kegiatan yang membuat hidup kemudian jadi reflektif, penuh pilihan, bervariasi dan lebih punya makna dan penuh arti,” pungkasnya.

Hal lain yang memberikan makna menyentuh bagi Zulkieflimasyah adalah pertemuan dengan para perantau asal NTB di Perth. Di Perth, dia bertemu dengan Rudy, seorang pemuda dari Dusun Klui, Lombok  Utara yang menurutnya luar biasa. Di Perth, Rudy memiliki dan mengelola sebuah restoran terkenal, yaitu Bintang Cafe. Menurutnya, Rudy merupakan bukti bahwa anak-anak muda NTB bisa berkiprah sukses di mancanegara.

“Nggak ada yang mustahil. Asal berani aja. Di mana ada kemauan, disitu ada jalan,” ujar politisi PKS ini.

Sore harinya, Zulkieflimasyah juga bersilaturahmi dengan masyarakat NTB di Perth. Dari silaturahmi ini, Doktor Zul merasakan pentingnya membuat jarak psikologis antara Perth dan Lombok semakin dekat. “Direct flight Perth-Lombok mudah-mudahan membuat jarak psikologis jadi semakin dekat,” ujarnya.

Bertemu dengan warga NTB di berbagai negara, memperkuat keyakinan Doktor Zul bahwa NTB memang milik semua orang. “Cinta kita semua pada NTB sungguh dalam, lebih besar dari makna yang bisa diwakili oleh kata itu,” pungkasnya. (red)