KORANNTB.com – SD Negeri Model Kota Mataram merupakan salah satu sekolah percontohan yang justru tidak memiliki lokasi tetap sekolah.

SD tersebut didirikan atas inisiatif Universitas Mataram dan Pemerintah Kota Mataram kala awal program full day school. Sekolah tersebut berada di kawasan kampus II Universitas Mataram di Jalan Brawijaya. Namun entah mengapa, pihak Unram memutuskan kontrak sehingga mengambil alih ruang yang digunakan SD tersebut.

SDN Model kemudian dipindahkan dan menampung di SMP 14 Mataram yang berdekatan dengan lokasi pertama di kampus II Unram sejak Juni 2016. Ruang yang tidak terpakai di SMP tersebut disulap menjadi ruang kelas.

Namun masalah baru kembali muncul. Kini SMP 14 Mataram akan memperluas ruang sehingga meminta SD tersebut hengkang dari lokasi mereka. Ini justru membuat panik para guru dan orang tua siswa.

Kukuh Sugiarto, seorang wali murid sangat prihatin dengan kondisi sekolah tersebut. Dia juga merasa bingung mengapa Pemkot Mataram terkesan menutup mata dengan semua ini.

“SD Model Kota Mataram itu salah satu SD berprestasi, ironisnya enggak punya gedung sekolah, biasanya numpang gedung sekolah lain kayak anak kost dan sekarang kali kedua diusir ibu kost,” katanya, Minggu, 24 November 2019.

Kukuh memiliki tiga anak yang bersekolah di sana. Masing-masing anaknya duduk di bangku kelas tiga, empat dan kelas enam. Dia menyekolahkan anaknya di sana karena SD tersebut dikenal berprestasi.

Kukuh juga mengkritisi Pemkot Mataram yang justru sibuk mempercantik kota di saat sekolah tersebut terancam bubar akibat tidak adanya lokasi. Pemkot Mataram justru tidak memberikan solusi untuk masalah tersebut.

“Padahal Pemda mampu bangun waterpark, tugu kota, space frame, batas kota, trotoar, taman kota dengan nilai miliaran, tapi untuk investasi SDM dengan bangun gedung sekolah kok enggak mampu,” ujarnya.

Dia berharap Pemkot membuka mata dengan kondisi SDN Model Mataram. Pemkot diminta untuk mencari lokasi membangun sekolah tersebut agar tidak lagi menumpang di tempat lain. (red)