KORANNTB.com – Lima orang oknum yang mengaku anggota LSM Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) NTB diduga melakukan intimidasi pada bendahara dan kepala tata usaha (KTU) di SMKN 8 Mataram, Kamis, 30 April 2020 di sekolah setempat.

Hal itu diungkapkan, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) NTB, Ermawanti. Erma mengaku sikap intimidasi oknum tersebut dilakukan sambil bersuara keras dengan menunjuk-nunjuk semua guru yang ada di sekolah hanya sekadar meminta data penggunaan dana BOS.

“Jujur, kelakuan lima orang oknum anggota LSM LIRA itu memalukan dan tidak beradab. Kami kecam tindakan intimidasi apapun pada lembaga pendidikan (sekolah),” katanya, Kamis, 30 April 2020.

Menanggapi tudingan tersebut, Gubernur LSM LIRA NTB, Syamsuddin, mengklarifikasi berita yang beredar.

“LIRA hanya mengklarifikasi berbincang santai dengan kepala sekolah dengan bertanya apakah ibu ada masalah di keuangan dana BOS atau tidak, dan kepala sekolah menjawab tidak ada masalah,” ujarnya dihubungi, Kamis malam, 30 April 2020.

Ia membatah anggotanya melakukan intimidasi. Apa yang dituduhkan tersebut tidak benar dan sangat mencoreng nama baik LSM LIRA.

“Intimidasi itu tidak benar, dan anggota kami dibekali surat tugas. Kemudian yang disebut SMK 8 itu tidak benar, yang benar SMA 9,” ujarnya.

“Oknum Ketua IGI datang mengambil alih bicara, dia mengaku pengurus LSM LIRA dan Ketua IGI. Tidak benar LSM LIRA menunjuk guru dan kepala sekolah, tidak benar ada intimidasi bendahara. Malah yang terjadi ngobrol santai dan tidak ada kata-kata kasar,” ungkapnya.

Syamsuddin mengatakan yang dituduhkan bahwa LSM LIRA adalah penipu sangat mencoreng nama baik LSM LIRA.

“Karena kami di sini orang intelek, orang berpendidikan dan rata-rata dari kalangan bermacam, ada pengusaha, LSM, aktivis, mahasiswa. Kami lembaga internasional yang sudah mendapat rekor muri,” ujarnya.

Ia mengatakan, kedatangan di sekolah tersebut untuk mengklarifikasi laporan masyarakat, bukan untuk datang marah-marah. Bahkan dia mengaku, anggotanya tidak mengambil dokumen yang ada di sekolah.

“Kita hanya mencocokkan data sekolah dengan data kami, tidak ada meminta paksa. Bahkan bendahara mau fotocopy tapi kami menolak, karena kami mengerti itu internal mereka, jadi kita tidak mau,” jelasnya.

Sementara terkait tudingan LSM LIRA membawa nama Sekda, ia mengklarifikasi karena saat itu Ketua IGI bertanya terkait status LSM LIRA.

“Tim kami menjawab, kalau memang kami bukan LSM LIRA sebenarnya silahkan tanya Sekda, Bakesbangpol, bukan bawa nama Sekda, apa hubungannya dengan Sekda,” tandasnya.

Dia meminta Ketua IGI NTB, Ermawanti meminta maaf telah menuding LSM LIRA dan mengancam akan melaporkan perkara tersebut sebagai pencemaran nama baik.

“Saya Syamsuddin Gubernur LSM LIRA menyatakan ini mencoreng nama baik kami, dan kalau dia tidak minta maaf itu kami akan melaporkan pencemaran nama baik dan kami akan melaporkan juga terkait pengaduan temuan kami itu. (red)