KORANNTB.com – Pemerintah Provinsi melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB menggelar acara nonton bareng pemutaran film Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Gunung Tambora atau biasa disebut “Samota”, Rabu, 16 Desember 2020.

Acara nonton bareng ini terlaksana tepatnya di Taman Budaya, Jalan Majapahit, Kota Mataram. Di samping itu, nampak acara tersebut dilaksanakan sesuai Protokol COVID-19.  Penonton yang hadir diharuskan tetap menjaga jarak dan menggunakan masker.

Kepala DPMPTSP Provinsi NTB,  Mohammad Rum mengatakan acara nonton bareng pemutaran film pendek Samota-Potensi Pariwisata, Perikanan, Kemaritiman dan Perkebunan itu, berdurasi selama 20 menit.

Pria yang kerap disapa Haji Rum itu juga menjelaskan maksud dan tujuan di putarnya film pendek samota. Selain dalam rangka menyambut HUT NTB Ke 62, juga dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan (promosi) segala potensi yang ada di Samota.

“Selama ini orang hanya mendengar kata Samota, tapi belum tahu apa sih yang namanya Samota ini. Nah, ini penting untuk diketahui oleh masyarakat luas, terutama bagi para calon investor baik dalam maupun luar negeri. Dan ini adalah salah satu upaya kita dalam mempromosikan segala potensi di NTB, termasuk di Pulau Sumbawa dengan Samota-nya,” jelasnya.

Mantan Kepala Pelaksana BPBD NTB itu juga menyatakan samota adalah satu-satunya kawasan yang memiliki kelengkapan potensi terintegrasi menjadi satu, yakni mulai dari alam dasar laut sampai dengan puncak gunung ada di Pulau Sumbawa.

Dengan adanya pembuatan atau pemutaran film pendek samota ini, Haji Rum berharap kawasan sekaligus potensj samota dapat lebih dikenal dunia. Di mana nantinya akan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan daerah, terutama dalam hal investasi.

“Oleh karena itu, mungkin ada yang kurang, sehingga Samota tidak dikenal luas. Makanya kami DPMPTSP sengaja membuat film ini agar info segala yang berkaitan dengan Samota diharapkan dapat mendunia,” ungkap mantan Kepala Bakesbangpoldagri NTB tersebut.

Acara nonton bareng dibuka langsung oleh Asisten II Setda NTB H Ridwan Syah mewakili Pemprov NTB. Adapun acara dipandu langsung oleh Adi Pranajaya selaku Pembuat Film Dokumenter tersebut.

Investor asal Florida Kepincut dengan Samota

Sejumlah investor asing saat ini mulai melirik berbagai potensi yang ada di NTB untuk berinvestasi. Contoh, di Teluk Saleh, Moyo dan Tambora (Samota). Samota pun kini mulai dilirik oleh investor asal Florida, Amerika Serikat.

Nampaknya investor ini sudah begitu kepincut untuk berinvestasi di Samota, Pulau Sumbawa. Kabarnya pada Selasa (24/11) besok, investor asal negeri Paman Sam itu berkunjung secara langsung ke NTB.

Bahkan investor ini telah menggelar pertemuan dengan Pemprov melalui DPMPTSP NTB. Terkait kebenaran pertemuan antara investor asal Florida USA dengan pihak DPMPTSP, Haji Rum membenarkan hal tersebut.

“Iya benar. kami bersama-sama membahas rencana investasi di Pulau Sumbawa, yaitu tepatnya di Samota,” ucapnya beberapa waktu lalu.

Ketika ini terlealisasi, dia berharap, investor itu nantinya dapat berperan lebih dalam pengembangan kawasan Samota, yakni dalam koridor bisnis yang bisa saling menguntungkan bagi negara dan daerah. Terutama, kata Haji Rum, dalam mensejahterakan masyarakat di kawasan Samota.

Sebelumnya, Gubernur NTB H Zulkieflimansyah juga mendorong wilayah Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Tambora di Pulau Sumbawa menjadi kawasan yang ramah investasi.
“Selain menjadi cagar biosfer dunia, kawasan Samota di Pulau Sumbawa didesain menjadi kawasan yang ramah investasi. Samota yang merupakan akronim dari Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Tambora merupakan wilayah yang sangat kaya akan sumber daya alam. Potensi tersebut harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar,” kata Zulkieflimansyah saat bertemu mantan Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir beberapa waktu lalu.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB sendiri sudah sejak lama menawarkan potensi investasi pengembangan kawasan perairan Teluk Salek, Pulau Moyo dan Gunung Tambora atau yang disebut Samota di Pulau Sumbawa itu.
Samota merupakan kawasan yang unik karena memiliki potensi kelautan dan perikanan, perkebunan serta pengembangan pariwisata. Kawasan Samota, diibaratkan akuarium raksasa karena perairan laut yang dikelilingi Teluk Salek, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora.

Kawasan Samota berada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima. Daerah ini cocok untuk pengembangan minapolitan, pariwisata dan pertanian. Pulau Moyo merupakan salah satu obyek wisata yang eksotik. Bahkan, mendiang Putri Diana dari Inggris, pernah berkunjung ke daerah itu untuk menikmati liburan.

Pulau Moyo dikembangkan untuk wisata bahari seperti diving, snorkeling, hunting area, camping ground, agrowisata dan pacuan kuda. Sementara Gunung Tambora diarahkan untuk pendakian, geowisata dan agrowisata.

Sedangkan Teluk Saleh, dikembangkan sebagai kawasan agribisnis, minapolitan, budi daya rumput laut, udang dan kerapu, dan tambak serta wisata bahari.
Potensi areal dan produksi perikanan tangkap mencapai 2.400 ton/tahun, potensi tambak 8.600 hektare (ha), budi daya rumput laut 9.000 ha, ikan bersirip 980 ha dan mutiara 740 ha.

Nilai produksi total per tahun mencapai Rp 11,608 triliun, terdiri atas rumput laut Rp 2,6 triliun, udang Rp 5,16 triliun, ikan kerapu dan lainnya Rp 2,8 triliun dan perikanan tangkap Rp 48 miliar.

Potensi serapan tenaga kerja dari pengembangan sektor pariwisata dan pendukungnya di kawasan Samota bisa mencapai 14.935 orang dan ketahanan pangan 70.584 orang. Nilai ekonomi ini dihitung oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri. (red)