KORANNTB.com – Pandemi COVID-19 membuat banyak sektor terseok tergilas. Pendapat pun menurun drastis. Sektor pariwisata terkena dampak cukup besar. Tidak ada turis mancanegara yang bebas keluar masuk Indonesia. Usaha perhotelan dan usaha di bidang pariwisata lainnya terkena dampak.

Pemerintah telah berusaha keras untuk kembali membangkitkan gairah pariwisata. Usaha-usaha stimulus ekonomi UMKM, bantuan untuk perhotelan dan kemudahan pajak dilakukan.

Pegiat pariwisata, Taufan Rahmadi, memberikan lima tips untuk membangkitkan pariwisata Indonesia kala pandemi.

Dia mengatakan, pemerintah harus mempertimbangkan untuk menjalankan lima quick win pemulihan pariwisata Indonesia.

Anggota Tim 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar RI 2014 – 2016 ini menjelaskan, lima langkah yang dilakukan pemerintah adalah mendorong segera dibentuknya Komite Pemulihan Pariwisata Nasional yang tugas utamanya adalah melakukan pendampingan, pengawasan dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam mempercepat pemulihan pariwisata.

Memastikan pembentukan BUMN Pariwisata yang dapat secara nyata bermanfaat bagi pemulihan pariwisata.

Kebijakan dana hibah pariwisata yang peruntukannya diperluas tidak hanya untuk hotel dan restoran,  harus dipercepat realisasinya.

Terus melakukan diplomasi terkait kebijakan Travel Bubble dengan negara-negara tetangga Indonesia yang selama ini menjadi originasi wisatawan mancanegara.

Terakhir, membentuk Rumah Kolaborasi Pariwisata di setiap lima destinasi pariwisata prioritas, untuk menyatukan semua stakeholder baik daerah ataupun pusat guna bersatu di dalam bekerjasana mempercepat tuntasnya pengembangan di destinasi.

“Pada akhirnya, prestasi pemerintah dalam mempercepat pemulihan pariwisata saat ini adalah sangat tergantung dari sinergi segenap komponen bangsa untuk bersatupadu menghadapinya,” katanya, Rabu, 10 Februari 2021.

“Dengan kata lain ‘vaksin pariwisata’ itu ada pada kekuatan implementasi dan konsistensi dalam mentaati protokol di destinasi,” ujarnya.

Penulis buku “Protokol Destinasi” ini mengatakan tahun 2021 adalah tahun penuh harapan dalam upaya pemulihan pariwisata global. Hal ini bisa terlihat pasca ditemukannya vaksin COVID-19, negara-negara yang pendapatannya bergantung dari sektor pariwisata mulai mengeluarkan kebijakan yang memberikan kelonggaran bagi para wisatawan untuk melakukan perjalanan dalam negeri ataupun luar negeri.

“Sebut saja Estonia, Islandia, Siprus, Seychelles, Rumania. Negara-negara ini telah membuka pintu bagi wisatawan yang telah di vaksin COVID-19 untuk berlibur ke negaranya tanpa karantina,” ujarnya.

Dia mengatakan, negara tetangga Indonesia, Singapura saat ini ditempatkan sebagai negara nomor 4 paling aman dari pandemi yang ditetapkan oleh Konsorsium Perusahaan Investasi Internasional, Deep Knowledge Group.

“Dalam rilis daftar terbaru Singapura adalah 100 negara yang dianggap aman dari pandemi COVID-19, setelah Swiss, Jerman dan Israel, sedang Indonesia masih berada pada urutan ke 97,” katanya.

Singapura melalui STB ( Singapore Tourism Board ) terus melakukan terobosan kebijakan di dalam mempercepat pemulihan pariwisatanya, ada 6 kebijakan utama yang dilakukan oleh negeri ini.

Pertama, pembukaan kembali bisnis pariwisata dengan menerapkan SMM (Safe Management Measures). Kedua, program sertifikasi SG Clean Quality Mark bagi para pelaku industri pariwisata. Ketiga,  Program MPP (Marketing Partnership Programe) senilai 20 Juta dolar Singapura untuk mendukung upaya pemasaran bisnis pariwisata.

Keempat, Program Singapore Stories Content Fund (SGSCF) yang bertujuan untuk mendorong pembuat konten membuat cerita menarik tentang Singapura. Kelima, dukungan berupa dana dalam bentuk Business Improvement Fund (BIF) dan skema TIP-iT untuk memberi kesempatan bisnis pariwisata berinovasi dan beradaptasi. Keenam, program transformasi teknologi pariwisata dalam bentuk Tourism Transformation Index (TXI) dan Singapore Tourism Analytics Network (Stan).

“Pemerintah Indonesia dapat menjadikan negara-negara di atas sebagai salah satu referensi di dalam upaya mempercepat pemulihan sektor parekraf secara nasional,” katanya.

Indonesia saat ini tengah melaksanakan 25 program pariwisata yang terus diprogres pelaksanaannya. Masing-masing yaitu:

1. Dana hibah pariwisata yang diperluas peruntukannya (tidak hanya untuk hotel dan restoran saja)

2. GeNose C19 untuk destinasi wisata prioritas

3. Prioritas pemberian vaksin untuk pelaku pariwisata

4. Menuntaskan permasalahan toilet bersih dengan membentuk satgas toilet Indonesia

5. Berencana memberikan visa jangka panjang untuk wisatawan asing dengan syarat deposit 2M

6. Mengeluarkan kebijakan travel buble antara Indonesia dengan negara asal wisman, seperti Malaysia

7. Menghadirkan permainan digital dengan mengadosi Pokemon Go di desa wisata

8. Menyiapkan paket penyelamatan pariwisata di Bali berupa stimulus senilai Rp 13,2T

9. Memberikan paket pinjaman lunak bagi para pengusaha hotel

10. Menjadikan desa wisata menjadi destinasi digital nomad

11. Menargetkan 32 juta pekerja parekraf di tahun 2024

12. Menjadikan SDM pariwisata berstandar global

13. Targetkan lapangan kerja sektor wisata naik 3-4 persen

14. Menghadirkan wisata pendidikan di Bali

15. Merencanakan program Free Covid Coridor (FCC) di Bali

16. Memastikan MotoGP Mandalika siap digelar

17. Menjaga transparansi keuangan dan anggaran

18. Koneksi signal di DSP super kencang

19. Menjadikan pelaku UMKM di Mandalika naik kelas

20. Membuat program unggulan “bedakan” tentang hibah desain kemasan kuliner nusantara

21. Melakukan program inkubasi pendampingan pelaku kriya, mode dan kuliner

22. Program aksilarasi, program untuk mempercepat ekraf di DSP

23. Menargetkan 244 desa wisata maju dan mandiri di tahun 2024

24. Mengembangkan wisata religi di Tosora Kabupaten Wajo

25. Menargetkan 26 desa wisata dengan sertifikasi berkelanjutan di tahun 2021

“Program di atas selain patut untuk diberikan apresiasi sebagai bentuk keseriusan pemerintah di dalam mengatasi krisis pandemi saat ini, juga tentunya memberikan ruang terbuka untuk terus diawasi,” ujarnya. (red)