Oleh Suryanti
Mahasiswa Fakultas Ilmu sosial, Institut Ilmu Sosial dan Budaya Samawa Rea (IISBUD SAREA)

KORANNTB.com – Indonesia merupakan negara Republik yang berbasis kepulauan dan memiliki berbagai suku, ras, dan agama. Tak asing bila dalam proses demokrasi, agama menjadi satu hal penting untuk mensukseskan proses pemilihan.

Indonesia sendiri, agama Islam adalah agama yang memiliki pengikut terbanyak (mayoritas).
Sebuah fenomena yang cukup menarik di Indonesia terkait demokrasi dan pemilu ialah meskipun mayoritas penduduk dari bangsa Indonesia adalah muslim.

Namun sejauh ini, dalam sejarah pemilu belum ada partai politik berhaluan islam yang mampu memenangkan pemilu. Demikian pula dengan sistem pemerintahan didalamnya, meskipun bangsa Indonesia sebagian besarnya Islam.

Namun sistem pemerintahan yang dianggap pas dan baik untuk negara Indonesia adalah Demokrasi.
Perilaku politik para pemilih dari agama yang berbeda-beda tidak terlalu menunjukkan perbedaan yang mencolok. Keselaraaan di antara agama dan aliran partai tidak begitu terlihat nyata. Di mana seorang pemilih Islam tidak selalu memilih partai politik yang berbasis agama mereka, karena kecenderungan nasionalisme semakin menguat.

Dalam menentukan pilihannya, masyarakat lebih mengedepankan rasionalitas diri sendiri. Dengan menguatnya rasionalitas pada setiap individu,  membuat sebagian pemilih memandang bahwa agama dan kenegaraan adalah dua hal yang terpisah.

Mereka tidak mencampurkan agama dalam kehidupan politik. Sehingga partai yang berbasis agama kurang mendapatkan dukungan.

Meskipun partai nasionalis lebih dominan. Akan tetapi, pada saat pemilih akan menentukan pilihannya (caleg), agama menjadi sebuah pertimbangan juga. Peran agama pada prilaku politik seseorang ialah memberikan batasan atau arahan yang baik dan tidak baik. Sebab pada dasarnya agama dijadikan sebagai landasan dasar dari tindakan-tindakan bermoral manusia. Selain itu, agama juga memiliki peran dalam menjaga persatuan dan kesatuan yang ada  dalam masyarakat majemuk. (red)