KORANNTB.com – Saat ini memasuki fase peralihan musim hujan ke musim kemarau di NTB. Ini menjadi penyebab suhu pada siang hari terasa lebih panas dari biasanya.

Prakirawan Iklim BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Afriyas Ulfah, fase peralihan musim membuat posisi matahari di bagian belahan bumi utara, sehingga potensi pembentukan awan menjadi berkurang.

“Saat ini masuk masa peralihan menuju musim kemarau, kondisi matahari pun sekarang berada di wilayah belahan bumi utara, sehingga potensi pembentukan awan mulai berkurang. Itu menyebabkan sinar matahari langsung menyoroti bumi tanpa ada halauan awan, jadinya terasa sedikit lebih panas,” katanya, Jumat, 20 Mei 2022.

Namun dia menjelaskan suhu masih stabil dan belum ada peningkatan kenaikan suhu secara ekstrem. Peningkatan suhu baru akan terjadi bulan Juni mendatang.

Sedangkan pada bulan Juli suhu akan menjadi dingin. Itu akibat udara dingin datang dari wilayah Australia karena di sana memasuki musim dingin.

“Awal musim kemarau sekitar Mei dan Juni. Namun pada Juli dan Agustus cuaca menjadi dingin karena angin dari Australia akibat musim dingin di wilayah tersebut,” katanya.

Dampak kesehatan

Untuk itu masyarakat harus mewaspadai dampak dari peralihan musim. Pada pancaroba ini, perubahan suhu membuat tubuh akan menyesuaikan dengan suhu yang berubah.

Dilansir merdeka.com, berdasarkan data, dr Domas Fitria Widyasari, dokter RS UGM mengatakan musim pancaroba terjadi dibarengi dengan berbagai virus maupun bakteri yang menyebar. Contoh penyakit musim pancaroba ini ialah Demam berdarah (DBD), ISPA, flu, diare, tifus, dan penyakit lain akibat virus, seperti cacar air dan campak.

Untuk itu masyarakat harus menjaga kesehatan saat peralihan musim. Mulai dari rajin berolahraga, pola makan yang sehat, menjaga kebersihan tubuh dan tangan, memakai masker dan tidak kontak langsung dengan penderita flu. (red)