KORANNTB.com – Seni dan budaya Sasak, Samawa, dan Mbojo (Sasambo) ditampilkan dalam pentas seni budaya Temu Anak Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa malam 28 Juni 2022, di Hotel Lombok Beach, Senggigi, Lombok Barat.

Masing-masing anak perwakilan Forum Anak Kabupaten/Kota di NTB mementaskan kesenian daerah mereka, dalam bentuk nyayian, tarian, puisi dan aksi teatrikal yang bertema tentang hak-hak anak dan perlindungan anak.

Dalam kegiatan yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB ini, juga terpilih sebanyak 10 anak sebagai Duta Anak NTB.

Dalam sambutannya, Sekretaris DP3AP2KB NTB, Hj Erny Suryani SSos MM mengatakan, pentas seni dalam Temu Anak NTB ini menunjukkan bahwa seni budaya NTB yang terdiri dari tiga etnis besar Sasak, Samawa dan Mbojo (Sasambo), bisa mempersatukan anak-anak di NTB.

“Malam pentas Seni ini, anak-anak mementaskan seni budaya masing-masing daerah Kabupaten dan Kota di NTB. Ini menandakan dengan seni budaya bisa mempersatukan anak-anak di NTB. Dengan pentas seni budaya ini, juga memberikan warba bahwa anak-anak NTB kreatif dan inovatif dalam berkarya seni,” katanya.

Menurut Erny, pentas seni dalam Temu Anak NTB juga memupuk rasa kebersamaan antar anak dari berbagai latar belakang termasuk etnis dan budaya.

“Pentas ini juga memberikan warna bahwa tak ada satu pun etnis yang ego bahhwa etnisnya paling bagus. Dalam Sasambo kita mempersatukan perbedaan dan keberagaman,” katanya.

Erny menjelaskan, Temu Anak NTB merupakan rangkaian kegiatan menyambut Hari Anak 23 Juli 2022 mendatang.

Dalam Temu Anak NTB yang digelar 27-29 Juni 2022 di Hotel Lombok Beach Senggigi, masing-masing Forum Anak Kabupaten dan Kota mengirimkan 3 orang perwakilannya.

Mereka menyampaikan masalah dan membahas solusi tentang anak di daerah. Hasil pembahasan anak-anak ini nantinya akan disatukan dalam sebuah rekomendasi Suara Anak.

“Suara anak itu akan disampaikan kepada Kepala Daerah, yakni Gubernur dan Wakil Gubernur NTB. Rencananya akan disampaikan Rabu besok,” katanya.

Acara Pentas Seni Temu Anak NTB, juga dihadiri Kabid Pemenuhan Hak Anak DP3AP2KB NTB, Hj Himmiatul Amanah MM, dan Kabid Pengendalian Penduduk dan KB DP3AP2KB NTB, Hj Baiq Ayu Juwita Maya Sari SE MM.

Salah seorang perwakilan Forum Anak Kota Bima, Muhmammad Faizal Al Gifari mengatakan, kegiatan Temu Anak NTB 2022 ini sangat bermanfaat. Para perwakilan Forum Anak Kabupaten dan Kota bisa menyampaikan isu-isu tentang anak yang terjadi di daerah masing-masing.

Siswa MTs Negeri 1 Kota Bima ini mencontohkan, isu ekspoitasi dan kekerasan pada anak menjadisalah satu isu yang diangkat untuk Kota Bima.

“Kalau kami di Kota Bima, itu masih ada anak-anak yang berjualan asongan. Dan masih ada kekerasan anak, seperti kasus anak yang wajahnya dilumiri air cabai beberapa waktu lalu,” kata Echa, sapaan akrabnya.

Sementara untuk pentas seni, Echa mengaku bangga dengan kegiatan tersebut. Sebab, ini menjadi wadah kreasi, dimana masing-masing peserta bisa memperkenalkan seni dan budaya daerah mereka.

“Kegiatan ini sangat positif sekali. Dalam temu anak NTB ini kita bisa saling bertukar pikiran, wawasan, dan mencari solusi. Terutama kita jadi saling mengenal seni dan budaya daerah masing-masing,” katanya.

Di akhir acara Pentas Seni Temu Anak NTB 2022, 10 dari 30 peserta dipilih sebagai Duta Anak NTB 2022. Masing-masing Kota dan Kabupaten memgutus satu orang duta perwakilannya.

Mereka akan menyerahkan rekomendasi Suara Anak kepada Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Rabu 28 Juni 2022 di Kantor Gubernur NTB.

10 Duta Anak NTB ini juga akan mewakili Forum Anak NTB dalam Temu Anak Nasional 2022, menyambut Hari Anak 23 Juli 2022 mendatang. (red)