KORANNTB.com – Terjadi perbedaan dalam menentukan 1 Syawal atau lebaran 1444 Hijriah antara pemerintah dan Ormas Islam Muhammadiyah. Pemerintah menetapkan lebaran jatuh pada 22 April 2023, sementara Muhammadiyah lebih cepat dari itu pada 21 April.

Menanggapi itu, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengajak masyarakat untuk belajar menikmati perbedaan.

“Belajarlah lapangkan dada kita, saudara. Belajarlah kita untuk bisa menghormati saudara-saudara kita yang berbeda dengan kita, selama mereka punya dalil yang bisa dipertanggungjawabkan jangan merasa benar sendiri,” kata Habib Rizieq dikutip dari Youtube IBTV, seperti dikutip viva.co.id, Kamis, 20 April 2023.

Menurutnya, perbedaan lebaran karena perbedaan metode hisab dan rukyat. Dia mengatakan potensi perbedaan bisa terjadi karena metode hisab itu sendiri sebab perbedaan secara hisab bisa terjadi dari kriteria derajat ketinggian bulan yang disepakati.

“Kalau orang pakai hisab terus dia punya kriteria yang sudah kelihatan di atas 0 derajat dia (masuk) tanggal baru, kalau kriterianya seperti itu Jumat lebarannya. Tapi ada yang ngitung hisab ini kiranya masih di bawah 2 derajat, jadi bagi mereka di bawah 2 derajat itu belum tanggal baru, karena dalam ilmu imkanu rukyat yang di bawah 2 derajat enggak mungkin bulan kelihatan,” ujarnya.

“Sehingga dengan ilmu hisab juga mereka bisa membulatkan bulan Ramadan menjadi 30 (hari), artinya berdasarkan hisab pun mereka bisa menetapkan Ramadan hari Sabtu.  Apalagi yang punya prinsip 8 derajat kalau dia menetapkan kriterianya harus 8 derajat maka lebarannya Sabtu,” katanya.

Selanjutnya…