KORANNTB.com – Berdasarkan data BPS pada Agustus 2022, jumlah angkatan kerja di NTB sebanyak 2,80 juta orang dengan penduduk yang bekerja sebanyak 2,72 juta orang dan pengangguran sebesar 2,89% atau 80 ribu orang. Rata-rata kenaikan jumlah angkatan kerja baru per tahunnya 60 ribu jiwa. Sementara pertambahan kesempatan kerja tidak sebanyak itu.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. NTB I Gede Putu Aryadi mengatakan dari 80 ribu lebih yang menganggur, justru yang banyak menganggur adalah yang memiliki pendidikan tinggi.

Itu karena angkatan kerja yang berpendidikan tinggi gengsi untuk bekerja di luar dari gelar pendidikan mereka.

“Penyebabnya adalah karena yang berpendidikan tinggi cenderung gengsi jika bekerja tidak sesuai dengan gelarnya,” katanya saat membuka Kegiatan Peningkatan Jejaring Perluasan Kesempatan Kerja di Kota Mataram, Rabu kemarin.

Berdasarkan data WLKP online, diketahui ada 12 ribu perusahaan di NTB dan 9000-nya merupakan perusahaan mikro. Sementara perusahaan menengah dan besar hanya 726 perusahaan menengah, kurang dari 500 perusahaan besar dan sisanya tidak teridentifikasi.

“Artinya kesempatan kerja di NTB mayoritas adalah pekerja informal, pekerja rentan, dengan persentasi 75,36% yaitu 2,05 juta orang dan hanya 600 ribuan orang yang bekerja di sektor formal,” ujarnya.

Untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau dikenal juga dengan Tenaga Kerja Mandiri (TKM) adalah salah satu strategi pemerintah.

UMKM atau dikenal juga dengan TKM adalah salah satu strategi pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pengangguran dengan meningkatkan produktivitas masyarakat terutama kalangan menengah ke bawah.

Walaupun masih sedikit masyarakat yang berpikir untuk menjadi wirausahawan, namun dengan geliat ekonomi pasca pandemi yang semakin membaik setiap tahunnya, membawa pengaruh positif pada peningkatan jumlah TKM di Provinsi NTB.

Pada umumnya para pencari kerja khususnya angkatan kerja baru kebanyakan ingin menjadi PNS atau karyawan di perusahaan saja. Bahkan nyaris belum begitu berpikir untuk membuka peluang usaha atau kesempatan kerja mandiri.

“Padahal untuk jadi orang hebat, tidak harus jadi PNS, jadi TKM sukses malah jauh lebih hebat. Untuk meraih kesuksesan dibutuhkan proses. Segala sesuatu yang instan tentu tidak akan lama bertahan, karena dalam mempertahankan usaha atau karir dibutuhkan skill,” kata Aryadi. (Baca selanjutnya)