KORANNTB.com – Stok beras di bulog makin mengkhawatirkan. Sementara bantuan beras murah dari pemerintah pusat melalui beras SPHP akan terus di perpanjang programnya mengingat Pileg dan Pilpres semakin dekat.

Ketua BEM Fakultas Pertanian Unram, Herianto mengatakan harusnya beras di NTB aman sampai Februari, ternyata kondisi yang terjadi diperkirakan tidak sampai bulan Desember.

“Hal ini bukan hanya adanya program SPHP, namun El Nino juga mendatangkan kemarau panjang, sehingga ada kemungkinan musim tanam akan mundur yang akan berakibat pada telatnya panen raya,” katanya Rabu, 8 November 2023.

Dia mengatakan itu menjadi penyeba potensi beras impor akan masuk.

“Dan yang terjadi harga beras akan makin melaju dan sulit dijangkau oleh kaum masyarakat menengah dan ke bawah. Padahal daerah NTB ini dikenal sebagai penyedia stok beras,” ujar dia.

Ketua BEM Fakultas Pertanian Unram, Herianto

Di lain sisi maraknya operasi pasar beras SPHP belum mampu mengoreksi naiknya harga beras yang perhari ini perkilonya setara dengan 1 USD.

“Ini tentu akan terkorelasi dengan naiknya angka inflasi yang sudah mencapai 2,6. Angka ini di atas inflasi pemerintah pusat,” katanya.

Dia mempertanyakan apa upaya konkrit yang dilakukan Pj Gubernur NTB untuk menekan harga beras hingga tidak melaju.

“Harga beras terus melaju tanpa ada yang menghentikannya, keberadaan PJ Gubernur mulai dipertanyakan, tidak ada langkah kongkrit yang diambil oleh orang nomor satu di NTB tersebut,” kata Herianto.

Dia mempertanyakan langkah serius Pj Gubernur NTB dalam mengurus masyarakat di NTB.

“Hal ini menimbulkan pertanyaaan, apakah Pj Gubernur ini serius atau tidak mengurus masyarakat NTB. Beliau PJ Gub hanya sibuk hilirisasi untuk menyerap aspirasi masyarakat seperti fungsi dewan, padahal kondisi masyarakatnya  sedang dicekik oleh harga kebutuhan pokok yang naik,” cetusnya.