Soroti Kondisi Lingkungan di NTB, Rannya Ajak Anak Muda Lestarikan Sungai
Mikroplastik merupakan serpihan plastik dengan ukuran di bawah 5 milimeter (mm). Berasal dari pecahan plastik berukuran besar, seperti tas kresek, sampah pakaian, botol plastik, hingga styrofoam yang terfragmen akibat arus air maupun sinar matahari.
Tim ESN melakukan uji terhadap kandungan mikroplastik. Antara lain, fiber, filamen, fragmen, dan granule. Dari keempatnya, kandungan fiber dalam air pada tujuh titik sungai menjadi yang tertinggi, mencapai 57,2 persen. Fiber berasal dari degradasi sampah sintetik dari kegiatan rumah tangga, laundry, serta limbah industri tekstil.
Selanjutnya ada filamen 23,8 persen yang berasal dari sampah sekali pakai, seperti kresek, botol plastik, hingga jaring nelayan. Fragmen 14,7 persen berasal dari produk kemasan sekali pakai, seperti botol shampo dan sabun. Kemudian Granule 4,3 persen merupakan mikroplastik dari bahan sintetis yang ada dalam personal care, seperti pemutih kulit, pasta gigi, dan kosmetik.
Dari tujuh titik sampel, kandungan mikroplastik tertinggi terdapat di Kali Ning. Jumlahnya 411 partikel dalam 100 liter air. Sungai Jangkok di Ampenan 276 partikel dan Sungai Meninting 272 partikel.