KSB dan Loteng Contoh Kemitraan Berprestasi

Khusus kemitraan berprestasi ini, baru ada dua Pemda yang sudah melakukan MoU dengan Unram, yakni Pemkab Lombok Tengah (Loteng) menyiapkan lima orang siswa dan KSB sebanyak 20 siswa yang disiapkan pembiayaan untuk para siswa miskin di wilayahnya bisa melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran.

Link Banner

Hanya saja, usai menempuh pendidikan dokter, para siswa itu berkewajiban untuk kembali ke daerah asalnya.

“Pola kemitraan berprestasi yang dilakukan dua Pemda di NTB ini, adalah cara baik dan visioner yang ditunjukkan kepala daerah dalam rangka membangun wilayahnya,” tegas Prof Hilyana.

Lebih lanjut dikatakannya, bahwa program  kemitraan berprestasi untuk masuk ke Unram ini,  sangat bagus dalam rangka mengatasi angka stinting, menaikan derajat IPM di wilayah tersebut.

Apalagi, dengan topografi wilayah NTB yang banyak terdiri dari pulau-pulau atau Gili, baik di Pulau Lombok dan Sumbawa. Tentunya sangat dibutuhkan banyak tenaga medis, mulai apoteker, tenaga perawat hingga tenaga dokter sebagai garda terdepan dalam layanan kesehatan pada warga masyarakat di wilayah tersebut.

“Kami membuka peluang pada delapan Pemda lainnya di NTB untuk bisa bekerjasama dengan. Unram dalam rangka memberikan peluang pada putra putri terbaik yang kesulitan keuangan alias tidak mampu untuk bisa mengeyam pendidikan lanjutan di Fakultas Kedokteran Unram melalui sebuah MoU bersama,” jelas Prof Hilyana.

Ia menegaskan bahwa keberpihakan Unram pada siswa miskin sangat tinggi sejauh ini. Tercatat, angka siswa terserap mencapai 35,2 persen dari total mahasiswa untuk tahun akademik 2023-2024.

Hal ini sejalan dengan visi Rektor Unram Prof Bambang Hari Kusumo yang sejak awal dilantik akan terus berkomitmen untuk memberikan porsi khusus pada siswa miskin di Provinsi NTB untuk bisa berkuliah di kampus negeri terbesar di NTB tersebut.

“Kami bersyukur angka 35,2 persen dari total mahasiswa 2023-2024 ini, adalah salah satu jumlah tertinggi secara nasional. Alhamdulillah, banyak anak-anak miskin NTB bisa memperbaiki kualitas hidup keluarganya melalui program kemitraan Kemiskinan berprestasi. Ini karena  mereka sejak masuk hingga selesai kuliah tanpa ada biaya apapun alias nol rupiah pengeluaran,” tandas Prof Hilyana.