KORANNTB.comSmartwatch tak lagi sekadar aksesori pintar. Tahun 2025 menandai transformasi wearables menjadi pendamping kesehatan dan kebugaran proaktif, didukung oleh integrasi kecerdasan buatan (AI), sensor medis canggih, serta desain yang semakin bergaya dan ramah lingkungan.

Generasi terbaru smartwatch kini dilengkapi sensor untuk pemantauan tekanan darah, kadar glukosa non-invasif dan deteksi potensi aritmia atau penurunan kesehatan. Semua digarap oleh chip AI generatif langsung di perangkat dan cloud.

Fitur AI juga menghadirkan smart coaching: rekomendasi aktivitas, skor energi harian, bahkan intervensi pola tidur dan stres yang bersifat adaptif  .

Meski penjualan global smartwatch mengalami penurunan tahun lalu—sekitar 7 % YoY  —pelaku pasar meyakini tren baru AI & kesehatan akan mempercepat pemulihan sehingga segmen ini siap tumbuh kembali di 2025.

Link Banner

Perusahaan besar, dari Apple hingga Huawei dan Samsung, berlomba menanamkan fitur sertifikasi medis, menjanjikan data yang lebih akurat dan tepercaya.

Model Unggulan dan Fitur Terbaru

Apple Watch (Series 10 & Series 11)

Series 10: Memantau oksigen darah, suhu tubuh, ECG yang lebih tajam, dan daya tahan baterai hingga 48 jam  .

Series 11 (rilis Sept 2025): Fitur satelit, konektivitas 5G Reduced Capacity, alert tekanan darah, serta watchOS 12 dengan UI ala visionOS & “health coach” AI  .

Samsung Galaxy Watch 7

Menggunakan Wear OS 5 + One UI Watch 6, telah dilengkapi Galaxy AI Health: Energy Score, rekomendasi kesehatan, dan integrasi Galaxy Ring serta ekosistem Samsung.

Huawei Watch 5

Menonjol dengan sensor X‑Tap untuk scan ECG, SpO₂ dan pernapasan, serta baterai tahan hingga 4–11 hari  .

Polar Grit X2

Dirilis untuk pengguna outdoor: panel AMOLED, GPS dual‑frequency, ECG, oksigen, dan penyimpanan peta offline, dengan harga €479,90  .

Meski menawarkan manfaat, pemantauan berlebihan juga punya dampak. Seorang jurnalis menyebut obsesi data kesehatannya “membuat cemas berlebihan,” bahkan memicu gangguan makan saat alarm rutin berbunyi. Selain itu, risiko kebocoran data kesehatan sangat nyata—menuntut standar keamanan dan etika yang kuat.

Beberapa produsen mulai menawarkan material daur ulang dan baterai hemat, bahkan prototipe untuk smartwatch modular yang memudahkan perbaikan/pergantian komponen.

Smartwatch 2025 bukan lagi hiburan pintar, melainkan peranti asisten kesehatan pribadi. Dengan AI yang kian pintar, sensor medis yang makin andal, dan desain ramah lingkungan, gadget ini punya potensi besar untuk menjangkau pengguna baru dan menyegarkan pasar yang sempat stagnan.

Meski demikian, tantangan besar tetap ada: menjaga akurasi medis dan melindungi privasi pengguna sambil menghindari kecanduan data. Tahun ini, smartwatch berpotensi menjelma menjadi penentu literal kesejahteraan penggunanya.