KORANNTB.com — Pengurus Wilayah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) NTB menggelar kegiatan Ngaji Publik bertajuk “Penegakan Supremasi Sipil dan Pembentukan Tim Investigasi Independen di Balik Gerakan Agustus” di Meenio Warking, Gomong, Selasa (16/9). Forum ini menghadirkan tiga narasumber dari kalangan akademisi, mahasiswa, dan media untuk membedah dinamika penegakan supremasi sipil di Indonesia pasca demonstrasi akhir Agustus lalu.

Ketua PW KAMMI NTB, Irwan Julkarnaim, dalam sambutannya menegaskan pentingnya forum reflektif tersebut.

“Ngaji Publik ini merupakan upaya yang kami hadirkan untuk meneguhkan posisi masyarakat sipil dalam mendorong negara menegakkan supremasi sipil, sekaligus memastikan Tim Investigasi Independen berjalan dan benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat,” ujarnya.

Sebagai narasumber pertama, Taufan, dosen Fakultas Hukum Universitas Mataram, menyoroti aspek konstitusional. Ia menekankan bahwa dalam negara demokratis, sipil harus ditempatkan di atas militer.

“Supremasi sipil adalah fondasi negara hukum. Jika ini terganggu, demokrasi bisa kehilangan makna,” tegasnya.

Herianto, selaku Korpus BEM SI 2024, menambahkan bahwa keberanian mahasiswa dan anak muda menjadi penopang gerakan moral bangsa.

“Tim Investigasi Independen jangan sampai hanya menjadi simbol politik. Kami siap mengawal agar mandat tim dijalankan dengan transparan dan berpihak pada korban,” katanya.

Dari perspektif media, Haris Mahtul, Pemimpin Redaksi NTB Satu, mengingatkan adanya ancaman serius terhadap kebebasan pers melalui pembahasan KUHP dan KUHAP yang memuat sekitar 60 pasal berpotensi menghambat kerja jurnalistik.

“Media harus tetap berdiri sebagai pengawal transparansi. Keterbukaan informasi adalah kunci agar tim investigasi independen mendapat kepercayaan publik,” ungkapnya.

Dialog publik ini juga diwarnai pertanyaan kritis dari peserta. Rido Pajri, salah satu peserta, mempertanyakan mekanisme pembentukan tim independen agar tidak melahirkan korban sipil baru di masa depan. Ia juga menyoroti persoalan akses media arus utama yang kian terbatas karena sistem berbayar, termasuk pada liputan eksklusif seperti di majalah Tempo.

Mengakhiri forum, Irwan Julkarnaim menegaskan sikap resmi KAMMI NTB:

KAMMI mendukung penegakan supremasi sipil demi menjaga prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat.

KAMMI meminta Presiden RI segera membentuk Tim Investigasi Independen terkait dugaan makar dalam aksi kerusuhan akhir Agustus 2025.