Mataram – Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Rosiady Sayuti membuka kegiatan rapat Koordinasi program kepariwisataan NTB pasca gempa bumi antara pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Pimpinan Daerah dan Dinas Pariwisata Kabupatan/Kota se NTB beserta stakeholder dan penggiat pariwisata bertempat di Hotel Aston Inn, Rabu (24/10/2018).

Dalam sambutannya, Sekda menyampaikan, branding destinasi wisata di Lombok – Sumbawa pasca gempa perlu dilakukan. Hal itu sebagai upaya meningkatkan promosi dalam rangka normalisasi pariwisata NTB pascagempa.

“Branding wisata halal, ditujukan untuk semua destinasi Lombok-Sumbawa, setidaknya kita punya pantai serta satu dari tiga Gili seperti Gili Meno dilabeli halal, sehingga wisatawan tidak ragu saat makan dan beribadah, tapi halal tourism is not for moslem only,” katanya.

Wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah sebagai pemateri dalam kesempatan itu merasa bangga hadir diantara orang-orang yang memiliki passion dalam pariwisata.

“Sepuluh tahun perkembangan pariwisata NTB luar biasa, masyarakat dunia menoleh pada kita karena cover yang bagus, tetapi untuk mengelolanya butuh “the right man on the right place”, yang memiliki passion sama, mau bersinergi dan fokus dalam mengembangkan pariwisata, serta diperlukan kerja keras dari semua elemen masyarakat untuk mewujudkannya, karena modal keinginan saja tidak cukup,” ujarnya.

Wagun menyampaikan, lima aspek dalam keberhasilan perkembangannya pariwisata, kondisi alam yang indah, budaya yang luhur, makanan yang khas, masyarakat yang tourism minded dan kesan yang baik. Menurutnya hal itu merupakan modal yang telah dimiliki NTB saat ini.

Sedangkan Bupati Lombok Timur H. M. Sukiman Azmy yang juga sebagai salah satu pemateri dalam rakor tersebut mengatakan, bencana Gempa yang terjadi beberapa waktu lalu mengakibatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata menurun hingga 80 persen. Imbasnya pada penyedia jasa Restoran dan Hotel. Untuk itu Sukiman berharap dalam Rakor akan dibahas alternatif pilihan selain menggaet wisata plat merah dengan mengundang ke acara resmi dan event internasional.

Sementara itu, Ketua umum KONI NTB, Andi Hadianto, melihat pengembangan potensi sport tourism di NTB pasca gempa banyak tertunda, hal itu karena banyak dana telah dialihkan untuk mendukung proses rekonstruksi dan rehabilitasi.

“Sport tourism dalam pelaksanaan tidak membutuhkan biaya besar, karena biaya ditanggung peserta. Seperti even “Sembalun 100″ yang sukses dan mampu menghadirkan 42 negara dengan 1000 peserta, ini menjadi sarana promosi yang efektif untuk mengenalkan Rinjani kepada dunia,” ujarnya.

Andi menambahkan Potensi sport tourism diluar Pulau Lombok seperti di Pulau Ular Bima, cocok untuk olahraga Ekstrim Bike Camp atau Trail Run.

“Paralayang di Mantar Insyaallah mendunia,” tambahnya.

Rakor tersebut bertujuan mendukung misi ke tiga dan ke tujuh NTB Gemilang yang diusung oleh Dr. H. Zulkieflimansyah dan Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah dalam bidang pariwisata, mewujudkan 100 Desa Wisata, Mewujudkan Direct Flight antar Pulau di NTB dan menyelenggarakan Event berskala Internasional.

Saat ini, parameter pariwisata tidak lagi diukur dari seberapa banyak pengunjung yang datang tetapi sebarapa besar pariwisata menciptakan peluang pekerjaan untuk masyarakat. (red)