KoranNTB.com – Relawan Prabowo-Sandi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) bersitegang dengan aparat kepolisian. Ketegangan tersebut muncul saat aparat kepolisian mendatangi Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi di Mataram saat malam pergantian tahun.

Menurut Koordinator Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi, Lieus Sungkharisma, saat mendatangi markas relawan Prabowo-Sandi, salah seorang polisi merobek sebuah kertas di meja. Hal tersebut menurutnya sangat tidak patut dilakukan pihak kepolisian.

“Saya tidak hanya menyesalkan dan mengecam keras tindakan kepolisian tersebut, tapi juga meminta Kapolri menindak bawahannya tersebut. Sebab, bila dibiarkan dan tidak dilanjutkan, tindakan aparat kepolisian NTB ini seolah-olah restu dari atasan,” ujarnya melalui rilis yang diterima, Selasa, 1 Januari 2019.

Kedatangan polisi pada Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi diwarnai adu mulut antara relawan dengan pihak kepolisian. Bahkan, ketegangan sempat dividokan dan diunggah di media sosial.

Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Komang Suartana menerangkan, patroli yang dilakukan jajarannya di Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi merupakan bentuk pengamanan yang dilakukan polisi dalam rangka melindungi dan mengayomi masyarakat. Persoalan berkomunikasi di satu tempat bersama unsur masyarakat merupakan upaya menyerap persoalan di tengah masyarakat yang dinamakan patrol dialogis.

“Kami rasa ini hanya salah paham. Personel polisi saat itu sedang melakukan patroli di Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi di depan Islamic Center Mataram,” katanya.

Dijelaskan dia, para personel kepolisian yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Mantap Brata (Satgas OMB) memang bertugas dalam rangka pengamanan situasi jelang Pemilu 2019. Tidak hanya Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi yang menjadi sasaran patrolinya, namun semua tempat baik itu kantor KPU, Bawaslu, Markas Projo, dan kantor-kantor Partai Politik yang ada di wilayah hukum Polda NTB.

Dijelaskan juga, sebelumnya personel kepolisian Satgas OMB tersebut sudah pernah mengunjungi Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi itu dan tidak ada persoalan. Karena merasa akrab sebelumnya dengan pengurus di rumah aspirasi tersebut, sehingga pada saat apel pengamanan malam tahun baru pada 31 Desember 2018 kemarin, mereka menaruh kendaraan di tempat tersebut yang kebetulan berhadapan dengan lokasi apel di halaman Islamic Center Mataram.

“Kalau ada yang tersinggung dan merasa tidak nyaman dengan kegiatan patroli yang dilakukan polisi di tempat tersebut, kami minta maaf. Tapi kami pastikan tidak ada intimidasi atau kepentingan apapun yang dilakukan polisi di tempat itu kecuali dalam rangka perlindungan dan pengamanan,” tegasnya.

Mengenai merobek buku tamu di meja resepsionis Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi itu, Kabid Humas juga menjelaskan kalau yang dilakukan pihaknya saat itu tidak ada unsur kesengajaan.

“Anggota menerima telpon dan mencatat catatan penting lalu karena tidak ada kertas, digunakanlah buku yang ada di meja. Itupun sudah minta ijin sebelumnya kepada salah satu pengurus di sana yang kebetulan sudah pergi saat video situasi itu direkam,” terangnya.

Dirinya berharap persoalan ini tidak dibesar-besarkan ataupun apa yang dilakukan polisi dalam upaya pengamanan tidak ditarik-tarik dalam kepentingan politik karena menurutnya netralitas Polri dalam pemilu 2019 merupakan harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. (red)