KoranNTB.com – Gempa bumi adalah bencana alam akibat lepasnya energi dari dalam secara tiba-tiba yang dapat menciptakan gelombang seismik. Bencana tersebut dapat merusak permukaan bumi jika terjadi dalam magnitudo besar.

Skala richter atau SR adalah satuan mikrometer dari rekaman gempa yang diukur oleh seismometer. Abad ini, gempa bumi tidak pernah terjadi yang mencapai 10 magnitudo.

Namun, di zaman prasejarah, pernah tercatat gempa bumi berkekuatan sekitar 12,5 SR di Semenanjung Yukatan Meksiko. Menurut peneliti, di kawah purba Chicxulub di Kota Chicxulub terjadi peristiwa jatuhnya asteroid ke bumi.

Catatan gempa dalam skala richter yang mengguncang bumi. (Wikipedia)

Ini juga menjadi sejarah peristiwa kepunahan kapur tersier yang berimbas pada punahnya dinosaurus. Tumbukan meteorit di kawah itu menjadi kehidupan terakhir dinosaurus.

Penelitian memperkirakan saat tumbukan tersebut terjadi memicu ratusan derajat Celsius panas menyebar ke bumi. Dalam rentang waktu satu detik pasca tumbukan, semua area sekitar 300 kilometer akan hancur. Disusul kemudian gelombang kejut membunuh semua mahluk hidup di bumi.

Beberapa lama berselang hujan meteor dari asteroid akan menghujani bumi bagian timur. Disusul muncul awan panas bernama ejekta. Setelah ejekta terjadi, gempa bumi raksasa bermagnitudo sekitar 12,5 SR mengguncang bumi.

Tidak sampai di situ, dampak jatuhnya astroid memicu mega tsunami. Seluruh benua dibanjiri air laut akibat mega tsunami yang mencapai ketinggian 3 kilometer ke udara.

Gelombang gempa tersebut memicu aktivitas vulkanik dan gas beracun di seluruh dunia sehari setelah tumbukan asteroid. Ledakan itu juga memicu rusaknya lapisan ozon yang menyebabkan sinar UV membawa wabah penyakit.

Tiga hari setelah tumbukan, bumi dihujani hujan asam dan gas beracun yang diperkirakan selama satu minggu. Kemudian minggu kedua, bumi dilanda kegelapan total  selama empat bulan yang berasal dari awan ejekta dingin dan ditambah dengan asap kebakaran dan letusan gunung berapi, cukup lama untuk membunuh kehidupan tumbuhan dan pada akhirnya hewan herbivora punah diikuti dengan karnivor.

Badai siklon dan tornado terjadi di mana-mana akibat tidak adanya sinar matahari. Suhu bumi yang menurun inilah disebut zaman es kecil. Hujan es dan badai salju ini melanda bumi selama tiga tahun, sehingga ini menjadi kepunahan massal kehidupan.

Setelah satu tahun, awan ejekta mulai menghilang, namun dalam bentuk hujan abu. Layaknya hujan abu gunung berapi, hujan ini menimbun setiap daratan dan menenggelamkan dataran rendah. Beberapa jurang dapat tertimbun sedalam 120 meter.

Usai hujan, bumi seperti planet mati. Salju dan abu mengubur planet dan lava dari aktivitas gunung berapi tetap membakar planet bumi. Namun setelah beberapa tahun, planet bumi kembali sembuh. Abu mengandung mineral untuk menumbuhkan tanaman. Mamalia tingkat rendah dapat bersembunyi di bawah tanah. Hampir semua hewan yang lebih besar daripada kucing akan punah.

Tidak hanya gempa 12,5 SR, gempa sekitar 11,0 hingga 11,9 pernah terjadi di bumi. Itu saat tumbukan meteorit di teluk Chesepeak. Bencana hampir sama juga terjadi di bumi, disertai mega tsunami. (red/6)