KoranNTB.com – Partai Golkar masih sangat kuat dalam puncak politik di Nusa Tenggara Barat. Sedikitnya sepuluh kader Golkar terpilih sebagai anggota DPRD NTB.

Terdapat enam nama yang berpotensi jadi Ketua DPRD NTB. Mereka adalah Baiq Isvie Rupaeda, Umar Said, Misbach Mulyadi, Fuaddi, dan A. Hafid.

Wakil Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga DPD Partai Golkar NTB Hasan Masat mengatakan dari enam nama itu Misbach Mulyadi yang punya kans kuat untuk menduduki kursi Ketua DPRD NTB. Dia mengalahkan posisi Baiq Isvie Rupaeda yang menjadi ketua pada tahun sebelumnya.

Baca Juga:Pelaku Pariwisata Dukung MXGP Lombok Dipindah, Pemkot Mataram Dinilai Gagal

Menurutnya, ada beberapa alasan yang bisa mendorong Misbach Mulyadi. Selain sebagai Ketua Harian DPD Partai Golkar NTB, Misbach dinilai berpengalaman dalam politik. Punya jejaring luas, dan dikenal sebagai figur santun serta memiliki trade record politik yang baik.

“Saya kira Haji Misbach punya peluang besar untuk jadi Ketua DPRD NTB,” kata Hasan Masat, Minggu, 12 Mei 2019.

Baca Juga:2,7 Juta Warga Indonesia Kecanduan Judi Online, Jokowi Bentuk Satgas

Hasan menilai Misbach punya andil untuk membawa kondusifitas Partai Golkar NTB selama ini. Sepak terjangnya di internal partai berlambang pohon beringin itu sangat luar biasa. Lagipula, Misbach berani tampil sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) wilayah NTB untuk capres/cawapres Joko Widodo – K.H Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019.

Keberadaan Misbach pun sangat dikenal luas para politisi. Termasuk di level DPP Partai Golkar yang kini diketuai Airlangga Hartarto itu. Dia yakin Misbach bakal mendapat dukungan luas baik dari partai politik di NTB maupun dari DPP Partai Golkar.

Baca Juga:
PDIP NTB Sebut Budi Suryata Mundur Tak ‘Ngefek’ ke Partai
Pengalihan Arus Mataram dan Lombok Barat saat Lebaran Topat
Pj Gubernur NTB Laporkan Akun ini ke  Cyber Polda

Meski begitu, Hasan menegaskan Partai Golkar punya mekanisme tersendiri untuk memilih calon Ketua DPRD NTB.

“Akan dibahas baik dalam rapat harian maupun melalui mekanisme pleno,” ungkap Hasan.

Apakah peraih suara terbanyak pada pemilu legislatif 2019 lebih berpeluang. Hasan menegaskan Golkar tidak menganut sistem tersebut. Mengacu pada periode sebelumnya, justru bukan kader yang memperoleh suara terbanyak yang jadi Ketua DPRD NTB.
Begitu juga dengan pergantian Ketua DPRD NTB pada pertengahan 2016 tidak mengacu pada perolehan suara.

“Kalau itu dilakukan dong saat itu hanya Haji Humaidi yang punya peluang jadi Ketua DPRD NTB menggantikan Haji Umar Said dan bukan bu Isvie Rupaeda,” tegasnya.

Lebih lanjut, Hasan Mahsad menegaskan meskipun pada 2018 Partai Golkar merupakan rival politik Gubernur NTB Zulkieflimansyah, tapi secara pribadi antara Misbach dengan Zulkieflimansyah merupakan sahabat lama. (red/4)