KORANNTB.com – Tembakau virginia bisa dibilang emas hijau dari pulau Lombok. Mengisi lebih dari 75 persen kebutuhan tembakau virginia nasional, tembakau Lombok juga kesohor sebagai produk tembakau virginia terbaik kedua setelah negeri samba, Brazil.

“Selain itu beberapa penelitian sudah membuktikan hanya di sebagai pulau Lombok ini, tembakau virginia bisa tumbuh subur dalam budidaya. Ini menunjukan bahwa tanah Lombok sangat berkah,” kata Calon Bupati Lombok Tengah, H Masrun, Kamis, 23 Juli 2020.

Menjadi salah satu dari hanya sangat sedikit tempat yang bisa ditumbuhi tembakau jenis virginia ini, Lombok memiliki potensi luar biasa. Lombok Timur dan Lombok Tengah menjadi dua wilauah terbesar penghasil tembakau virginia.

Disebut emas hijau, karena selain bernilai ekonomis tinggi, proses budidaya tembakau virginia juga membuka sangat banyak lapangan kerja. Data Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB menyebutkan, komoditas ini mampu menyerap 400 Hari Kerja Orang (HKO) dalam setiap hektar lahan tanam. Mereka para petani yang bekerja sejak proses pembibitan, pengolahan,  panen, hingga pascapanen (penjualan). Dalam semusim tanam, komoditas tembakau virginia bisa menjadi rezeki bagi tak kurang dari 36 ribu keluarga petani di NTB khususnya pulau Lombok.

Selain itu, kontribusi tembakau virginia terhadap perekonomian daerah di NTB cukup besar. Dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12, NTB mendapatkan sekitar Rp295 Miliar lebih sebagai daerah penghasil tembakau. Dana itu kemudian didistribusi ke daerah Kabupaten/Kota sesuai porsi produksi masing-masing.

Hanya saja, menurut Masrun, emas hijau tembakau virginia belum seindah namanya bagi para petani dan buruh tani di sektor ini. Tata kelola kemitraan dengan swasta, serta tata kelola sistem perniagaan tembakau masih belum sepenuhnya berpihak pada masyarakat petani tembakau, termasuk di Lombok Tengah.

Hal ini yang membuat para petani tembakau seolah tengah mengadu “nasib baik” setiap kali musim tanam tiba. Sesekali harga sangat tinggi, namun saat ditanam dalam jumlah banyak, terjadi over produksi dan harga terjun bebas, anjlok.

Untung bisa dalam sekejab, demikian juga rugi. Bisa dalam hitungan singkat.

“Maka tak heran kalau dari dulu banyak kisah Haji Mako atau yang Alhamdulillah bisa berhaji dengan hasil tembakau. Tapi ada juga kisah tragis petani seteres dan berupaya bunuh diri karena merugi,” katanya.

Karena itulah  Calon Bupati yang didukung PKB ini  menilai,  perlu dilakukan perbaikan dan pembenahan tata kelola pertembakauan di NTB, termasuk di Lombok Tengah.

Data Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB menyebutkan, luas areal tanam rata-rata di NTB tercatat 22 ribu – 25 ribu hektare. Dimana Lombok Tengah termasuk daerah kedua terbesar setelah Lombok Timur. Pemasaran hasil produksi juga sangat terbuka karena sejumlah perusahaan produsen rokok nasional dan mancanegara mengambil produk ini. Belasan diantaranya dengan pola kemitraan dengan petani, dan sebagian lainnya membeli lepasan.

Haji Masrun mengatakan, untuk meningkatkan kesejahteraan petani pemerintah daerah harus bisa berinovasi dengan program dan kebijakan yang menjadi penengah kebutuhan perusahaan swasta dan petani tembakau. Selain merumuskan harga dasar tembakau setiap masa panen, juga bisa mengatur aturan bagi perusahaan swasta untuk melindungi petani.

“Sehingga kita tidak terlalu khawatir over produksi. Kalau perusahaan mitra tak membeli melebihi kuotanya, petani bisa jual ke perusahaan lain yang tidak bermitra langsung dengan petani,” ujarnya.

Haji Masrun menilai, pembagian alokasi dana Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) di Lombok Tengah juga kurang maksimal.

Data menyebutkan, dari jumlah DBH-CHT yang diteria Provinsi NTB sebesar Rp295 Miliar. Sebagian besar masuk ke Pemprov NTB sebanyak Rp88,6 miliar. Sisanya untuk Lombok Timur Rp54,3 miliar, Lombok Tengah Rp48,2 miliar,  Lombok Barat Rp15,5 miliar, dan daerah lain seperti Bima Rp9,7 miliar, Dompu Rp5,2 miliar,  Kota Bima Rp2 miliar dan Sumbawa Barat Rp3 miliar.

Dana yang masuk ke daerah Lombok Tengah juga tidak seluruhnya disalurkan kembali untuk pembinaan dan kesejahteraan petani tembakau. Namun dialokasikan juga untuk kebutuhan daerah lainnya.

“Ke depan masalah DBH-CHT ini harus kita perjuangkan. Karena amanah dalam permen itu jelas, sekitar 60 persen harus kembali ke petani,” tegasnya.

Pembinaan untuk petani dan kelompok tani menurut Masrun sangat penting. Sebab, tembakau merupakan tanaman semusim. Sehingga para petani bisa mengelola keuangan mereka dari hasil panen musim ini, sambil menyisihkan untuk kebutuhan musim tanam selanjutnya.

“Jangan sampai emas hijau ini, justru memiskinkan petani,” imbuhnya.

*Tembakau Virginia Ikon Mendunia*

Calon Bupati Idola  dengan slogan Lombok Tengah Mendunia ini menilai, komoditas tembakau virginia bisa menjadi ikon ekowisata dan eduwisata yang menarik jika digarap dan dikemas apik.

Para wisatawan bisa menikmati hamparan tembakau dan berinteraksi dengan petani, saat musim tembakau tiba sejak Juni hingga akhir tahun.

Ini pengalaman mahal bagi para wisatawan yang menikmati rokok, namun belum pernah melihat langsung bagaimana tembakau dihasilkan dari tangan-tangan petani Lombok Tengah. Akan muncul kreativitas ekonomi misalnya dengan memproduksi miniatur rokok bermerk sebagai oleh-oleh kerajinan dari Lombok Tengah.

“Semua butuh inovasi dan kreasi. Tembakau virginia ini bisa membuat Lombok Tengah makin mendunia. Ke depan bisa seperti Brazil, dimana perkebunan tembakau menjadi destinasi wisata khusus, untuk eduwisata dan ekowisata. Tidak ada yang mustahil,” tukasnya

Yang terpenting bagi Haji Masrun, adalah bahwa segala potensi yang ada di daerah Lombok Tengah harus benar-benar dirasakan manfaatnya untuk kesejahteraan masyarakat.

Terkait up date Konstelasi Pilkada Serentak Lombok Tengah , rumors yang beredar yakni telah terjadi komunikasi intensif dan masiv antara petinggi PKB NTB dengan orang kuat PKS NTB. Hal ini terkait rencana koalisi politik antara PKB dan PKS menyongsong Pilkada Loteng. Bahkan dalam waktu dekat ini diprediksi akan pengumuman resmi persekutuan PKB dan PKS, bisa jadi disertai beberapa partai lainnya yang masuk dalam aliansi taktis ini. (red)