KORANNTB.com – Pemahaman tentang bencana sangat penting, terlebih dengan potensi risiko bencana yang ada di Nusa Tenggara Barat. Oleh karenanya masyarakat diharapkan dapat tetap waspada, di antaranya dengan meningkatkan pemahaman dan akses informasi tentang kebencanaan.

Sebagaimana yang dikatakan Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah, saat rapat koordinasi kebencanaan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB didampingi Asisten III dan Kepala Dinas Diskominfotik di Ruang Rapat Anggrek, Kantor Gubernur NTB, Kamis, 11 Februari 2021.

Dijelaskan, salah satu upaya untuk mengurangi risiko bencana adalah dengan memperkaya informasi tentang kebencanaan. Mulai dari potensi bencana di sekitar tempat tinggal, risiko sampai dengan mitigasi mandiri serta mengetahui pihak berwenang yang dapat dihubungi jika terjadi force major (bencana alam besar).

“Kita harus memiliki sistem yang bagus untuk crisis center sebagai daerah pariwisata sehingga jika terjadi bencana, pihak luar mudah menghubungi dan mendapatkan informasi apa yang terjadi,” ujar  Rohmi.

Tugas pemerintah adalah memfasilitasi ketersediaan informasi dan edukasi agar masyarakat dapat memproteksi diri lebih dini. Pemanfaatan teknologi informasi dinilai mudah diakses dan bersifat massal. Oleh karena itu, ketersediaan informasi kebencanaan melalui aplikasi maupun media sosial agar dibangun dengan komprehensif dan benar benar applicable (mudah diakses dan digunakan).

Wagub pada rapat tersebut juga mengingatkan agar manajemen kebencanaan antar stakeholder terkait benar-benar memahami tugas, fungsi dan kewenangannya. Ia mencontohkan, masyarakat di pinggiran hutan harus mengetahui potensi bencana seperti banjir dan longsor atau masyarakat pesisir pantai yang berpotensi terkena bencana tsunami atau abrasi, lengkap dengan pengetahuan tentang mitigasi dan jalur evakuasi penyelamatan diri.

Kalak BPBD Provinsi NTB, Zainal Abidin, saat ini pihaknya terus memperbaharui kemampuan aplikasi Siaga NTB, selain informasi tentang kebencanaan melalui media sosial seperti Instagram dan Facebook.

“Kami sedang berusaha agar aplikasi ini dapat digunakan oleh semua warga masyarakat. Salah satu fiturnya adalah dapat menandai koordinat pengguna dan memberinya data potensi bencana, mitigasi serta jalur evakuasi,” jelas Zainal.

BPBD sendiri bekerjasama dengan Diskominfotik NTB terus mengupgrade kemampuan interface dan pengolahan data kebencanaan agar dapat menjadi sarana sosialisasi kebencanaan yang efektif sekaligus komunikasi kebencanaan.

Kadis Kominfotik Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, pada kesempatan yang sama juga menjelaskan tentang pemanfaatan IT di era komunikasi dan informasi digital melalui aplikasi telah terbukti efektif, seperti NTB Care, NTB Mal, SIM Posyandu yang targetnya langsung personal karena terpasang disetiap aktifitas warga masyarakat yang sehari hari bersentuhan dengan ponsel dan internet.

“Yang penting komitmen pengelolaan data dan informasi dari admin yang selalu update dan real time sehingga aplikasi yang dibuat dan dibangun tak sia-sia,” ujarnya. (red)