KORANNTB.com – Momentum Hari Buruh atau May Day 2021 dimanfaatkan dengan unjuk rasa oleh buruh dan mahasiswa di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, Sabtu, 1 Mei 2021 di Mataram.

Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Kesatuan Perjuangan Rakyat (KPR) NTB menggelar unjukrasa simpatik.

Aksi yang dipimpin koordinator M Alwi Kurniawan itu menuntut upah layak bagi buruh, pembayaran tunjangan hari raya bagi karyawan swasta dan para buruh, dan juga mendesak revisi dan mencabut Undang-undang Omnibuslaw.

Kepala Disnakertrans NTB, I Gede Putu Aryadi menerima massa aksi dan dengan bijak mendengar seluruh aspirasi yang disampaikan massa aksi.

“Aspirasi dan tuntutan teman-teman mahasiswa dan yang mewakili para pekerja ini akan kami tampung dan tindaklanjuti,” kata Aryadi.

Ia menekankan untuk upah layak dan THR bagi para pekerja di NTB, Pemprov NTB sangat konsern mengawal dan sudah menerbitkan sejumlah regulasi.

Perda tentang Upah Minimum Provinsi (UMP) misalnya, adalah salah satu instrumen yang memastikan agar penerapan upah atau gaji bagi karyawan bisa dilakukan perusahaan dengan standar yang sesuai dengan kebutuhan hidup dan kesejahteraan pekerja.

“Kami bisa pastikan pemerintah hadir di tengah masyarakat, untuk kesejateraan masyarakat,” katanya.

Gede Aryadi juga mengajak para kerja, pengusaha dan mahasiswa untuk bersatu dan berjuang bersama untuk bisa segera keluar dari masa krisis dan melewati masa pandemi ini.

Ia memastikan Pemerintah Provinsi NTB menerima dan akan menindaklanjuti berbagai aspirasi dan masukan yg disampaikan oleh masyarakat sebagai bahan untuk menemukan solusi mengatasi persoalan ketenagakerjaan yang dihadapi.

“Hindarkan sikap saling menyalahkan, mari kita bersatu untuk mengatasi kondisi sulit ini, karena kita tidak bisa bekerja dan mengatasi masalah tanpa kita bersatu,” tegasnya.

Kepala Disnakertrans NTB, I Gede Putu Aryadi mengungkapkan, sejumlah aksi dilaksanakan dalam memperingati May Day di wilayah NTB.

“Beberapa aksi peringatan May Day dilakukan, ada tuntutan soal upah layak dan lainnya. Tapi ada juga yang diisi dengan aksi simpatik seperti berbagi takjil menjelang berbuka puasa. Semua berjalan relatif aman, lancar, dan damai,” kata Aryadi.

Menurut dia, di Lombok Tengah, perigatan May Day diisi dengan Dialog Sosial Hari Buruh Internasional (May Day) yang dirangkai dengan pemberian Beasiswa kepada anak waris peserta BPJS Ketenagakerjaan yang meninggal dunia.

Kegiatan di kantor Disnakertrans Lombok Tengah dihadiri sejumlah pihak antara lain dari Komisi IV DPRD Lombok Tengah, Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Lombok Tengah, Direktur PDAM Tirta Rinjani Lombok Tengah, Apindo Lombok Tengah, PHRI, DPW KSPN, SPN NTB, SPSI NTB dan lainnya.

Sementara di Mataram, May Day juga diwarnai dengan kegiatan humanis berupa Penggalangan Dana untuk korban bencana alam di Bima dan NTT oleh DPD KSPSI NTB. Aksi simpatik dikoordinatori Yustinus Habur  dan Made Sudiarsa dengan jumlah massa aksi sebanyak 30 orang.

“Di Mataram ada juga pembagian takjil dalam rangka memeperingati hari buruh internasional yang dilaksanakan KSPN Taufik Jauhari Al Ridho dengan peserta 15 orang,” jelasnya.

Aksi serupa juga digelar di Taliwang, Sumbawa Barat. Di mana massa aksi bersama Disnakertrans KSB dan stakeholders terkait melakukan pembagian takjil, masker, hiburan musik, doorprize, dan buka puasa bersama dengan 40 anak yatim dari panti asuhan.

I Gde Ariyadi mengatakan akan menindaklanjuti aduan buruh soal PHK dan gaji. Dia meminta buruh segera melengkapi bukti pendukung.

“Terhadap pengaduan yang disampaikan buruh terkait PHK dan juga perselisihan soal gaji yang dialami seorang pekerja dari perusahaan tertentu yg disampaikan saat unjuk rasa tersebut. Saya minta agar dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung untuk segera bisa ditindaklanjuti,” ujarnya.

Dia meminta massa untuk bersatu keluar dari masa kritis pandemi saat ini. Berbagai aspirasi buruh akan ditindaklanjuti. (red)