Perbedaan Misinformasi, Disinformasi dan Malinformasi

KORANNTB.com – Informasi yang menyesatkan cendrung dapat merugikan masyarakat. Terlebih lagi memasuki tahun politik, informasi hoax atau menyesatkan tumbuh dengan suburnya.

Tidak jarang informasi menyesatkan dapat menimbulkan disintegrasi bangsa atau perpecahan. Perbedaan pilihan politik menjadi penyumbang lahirnya informasi tidak benar alias hoax.

Kurangnya literasi digital masyarakat, mempermudah konten keliru meracuni masyarakat.

Ada tiga kategori informasi yang menyesatkan tersebut. Masing-masing adalah misinformasi, disinformasi dan malinformasi.

Misinformasi

Misinformasi adalah informasi yang tidak benar, namun orang yang menyebarkan informasi tersebut percaya bahwa itu benar. Dengan kata lain, orang itu tidak mengetahui apa yang dia sebarkan adalah informasi keliru (hoax).

BACA:  CEK FAKTA: Tidak Benar Mantan Walikota Mataram Meninggal Dunia

Sebenarnya kategori ini tidak ada niat seseorang yang menyebarkan informasi tersebut untuk menyesatkan masyarakat, namun karena ketidaktahuannya tentang informasi yang disebarkan adalah keliru.

Contohnya, menghisap garam dapat menetralkan asam lambung bagi penderita Gerd. Faktanya belum ada penelitian tentang itu.

Disinformasi

Disinformasi adalah informasi yang keliru dan orang yang menyebar tahu bahwa informasi tersebut keliru, namun justru tetap disebarkan.

BACA:  CEK FAKTA: Jembatan Putus Akibat Gempa Tektonik di Bima

Disinformasi ini sengaja dibuat dengan target untuk menyesatkan masyarakat. Orang yang menyebarkan informasi tersebut memiliki kepentingan sendiri untuk menyesatkan masyarakat.

Contohnya konten-konten untuk menyerang tokoh politik dengan diedit atau dimanipulasi sedemikian rupa, agar masyarakat membenci tokoh politik tersebut.

Atau konten dengan narasi: “virus Corona tersebar lewat hp Xiaomi.”

Malinformasi

Malinformasi adalah informasi atau peristiwa tersebut memang benar terjadi, namun penyebarnya menggunakan atau menyebarkan informasi tersebut dengan tujuan tidak benar.

BACA:  Polda NTB: Jangan Mudah Percaya Hoax Penculikan Anak, Belajar Kasus 2012

Misalnya beredar informasi yang mengungkapkan orientasi seksual seseorang. Meskipun informasi tersebut benar, namun itu ranah privasi seseorang yang tidak layak dikonsumsi publik. Penyebar bertujuan untuk mengancam atau menyerang orang itu.

Contohnya pelaku malinformasi menyebar informasi seorang tokoh politik yang suka sesama jenis dan memang benar terjadi. Meski tidak berpengaruh untuk publik, namun itu disebarkan untuk menjatuhkan tokoh politik tersebut. Atau seseorang yang menyebar data pribadi orang lain tanpa persetujuan orang tersebut. (red)