KORANNTB.com – Sering sekali kabar bohong alias hoax menghantui masyarakat di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hoax dapat dengan mudah menyebar ke masyarakat yang belum dapat membedakan informasi palsu atau asli, dan adanya devisit informasi yang membahas tentang itu.

Menjelang bulan puasa di Lombok, sering muncul hoax teror panah yang menyasar korbannya secara acak. Masyarakat dihantui informasi dari media sosial yang sering muncul untuk meminta mereka berhati-hati adanya dua orang tak dikenal mengendarai sepeda motor dan melepaskan panah besi dengan busur menggunakan katapel.

Bulan puasa tahun sebelumnya, Polda NTB dibuat sibuk dengan munculnya hoax teror panah yang bergentayangan di Lombok. Beredar foto-foto korban terkena panah yang diklaim terjadi di Lombok. Polda NTB sering mengedukasi masyarakat bahwa kejadian sebenarnya bukan di Lombok. Namun masifnya penyebaran informasi hoax di media sosial membuat polisi kesulitan mengedukasi masyarakat.

Memang benar teror panah sering terjadi di Kota Bima dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat saat itu. Namun polisi di sana telah memburu dan menangkap pelaku. Sementara di Lombok, tidak benar ada teror panah yang menyasar korban secara acak.

Kanit II Cyber Crime Ditreskrimsus Polda NTB, AKP Prayit Hariyanto, mengatakan telah mengembangkan virtual police yang memantau media sosial dan meminimalisir beredarnya hoax.

“Kami mengembangkan virtual police. Kita edukasi ke masyarakat, tidak langsung melakukan penegakan hukum. Jika masyarakat menyebarkan hoax kita edukasi dulu,” katanya.

Kasus teror panah tahun sebelumnya, Polda NTB menerapkan virtual police dan mengedukasi para penyebar hoax soal teror panah. Para penyebar hoax akan dihubungi polisi untuk diedukasi dan diminta menghapus postingan yang berisi informasi menyesatkan tersebut.

Hoax teror panah di Lombok yang sering muncul

“Misalnya dia (netizen) cerita ada temannya kena panas misterius. Itu kita edukasi dulu kejadiannya di mana, jika di Bima itu sudah ditangani dengan baik,” ujarnya.

“Sebaiknya kalau belum tahu beritanya ditanya dulu jangan langsung menyebarkan. Setelah kita mengedukasi baru mereka menyadari,” katanya.

Dia membenarkan penyebar hoax teror panah sangat banyak. Itu yang membuat masyarakat luas di Lombok gampang terpapar informasi palsu tersebut.

“Dan banyak sekali bukan hanya satu orang saja (penyebar hoax),” ujarnya.

Virtual police yang dikembangkan Polda NTB merupakan bagian dari virtual police Mabes Polri. Jika melalui sarana edukasi tidak juga mempan, maka Tim Virtual Police akan beramai-ramai melakukan takedown informasi tersebut, sehingga media sosial akan menghapus informasi itu atau menangguhkan akun penyebar informasi hoax.

“Kalau tidak mempan maka akan kita takedown. Misalnya ada unsur sadisme jika kita melapor ke Facebook akan direspon. Jika tidak kita akan mentakedown ramai-ramai. Jika konten tidak bertentangan dengan aturan Facebook memang agak ramai yang takedown,” ujarnya.

Kabag Wasidik Ditreskrimsus Polda NTB, AKBP Darsono Setyo Adjie, mengingatkan masyarakat untuk selalu mengantisipasi informasi hoax. Dia meminta masyarakat selalu melakukan verifikasi informasi yang mereka dapatkan sebelum ikut menyebarkan.

“Cek dulu informasi tersebut melalui media yang kredibel. Bisa juga ikut group komunitas cek fakta di Facebook,” ujarnya.

Dia meminta masyarakat memanfaatkan media sosial untuk hal-hal positif. Untuk itu dianjurkan menyaring setiap informasi yang didapatkan melalui media sosial.

“Kita diajak untuk memanfaatkan Medsos dengan tepat guna, menyampaikan masyarakat dengan kreatif. Medsos bukan hanya sekedar mengumbar informasi tanpa dasar. Saring dulu sebelum share,” kata Darsono.

Dia mengatakan, informasi hoax sering muncul dengan judul yang provokatif oleh blog atau website yang tidak kredibel. Sehingga saat menemukan informasi mencurigakan di website, masyarakat harus memastikan dulu apakah website tersebut resmi website media dengan mengecek alamat kantor pada website tersebut. Jika tidak tertera alamat yang jelas, redaksi yang jelas, kemungkinan adalah situs hoax.

“Judul provokatif nomor satu, mereka akan mengikuti. Cermati alamat situs, cek fakta di periksa fakta dari media mainstream,” ujarnya. (red)