KORANNTB.com – Saat ini NTB memasuki musim pancaroba atau peralihan musim dari kemarau ke musim hujan. Meski terjadi peralihan musim, namun kondisi kekeringan masih terjadi di wilayah NTB.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB, Angga Permana mengatakan curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian II Oktober 2024 secara umum berada pada kategori rendah (0 – 50) mm/dasarian.

“Sifat hujan pada dasarian II Oktober 2024 di wilayah NTB secara umum dalam kategori Bawah Normal (BN), namundemikian terdapat pula wilayah dengan kategori sifat hujan Normal (N) dan Atas Normal (AN),” katanya, Minggu, 20 Oktober 2024.

Curah hujan tertinggi di pos hujan Lenangguar, Kabupaten Sumbawa sebesar 106 mm/dasarian.

Berdasarkan Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) NTB secara umum bervariasi dari masih ada hujan saat updating hingga ekstrem panjang (>60 hari).

“HTH terpanjang tercatat di Pos Hujan Perigi, Kecamatan Swela, Kabupaten Lombok Timur selama 134 hari,” ujarnya.

Dijelaskan hasil monitoring indeks IOD dan ENSO pada awal Oktober 2024, Indeks Dipole Mode menunjukkan angka -0.25 (Netral) dan indeks ENSO bernilai -0.44 (Netral). IOD Netral diprediksi berlangsung hingga awal tahun 2025. Sementara itu, ENSO diprediksi berpotensi menuju La Nina mulai Oktober 2024. Kondisi ini memicu intensitas hujan tinggi.

Aliran massa udara pada awal Oktober 2024 masih didominasi oleh angin timuran. Saat ini MJO terpantau tidak aktif di phase 4 dan 5. MJO diprediksi akan aktif mulai pertengahan hingga akhir Oktober 2024. Aktifnya MJO di phase 4 dan 5 berkaitan dengan potensi peningkatan pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Pada dasarian III Oktober 2024 (21 – 31 Oktober 2024) sebagian besar wilayah NTB berpotensi terjadi hujan dengan kategori rendah (20 – 50 mm/dasarian) dengan probabilitas 10 – >70%. Terdapat juga potensi hujan di wilayah NTB dengan kategori sedang (50 – 100 mm/dasarian) di wilayah Kota Mataram, Lombok Barat bagian utara dan sebagian kecil Lombok Tengah dengan probabilitas 10 – 80%.

“Berdasarkan monitoring, analisis dan prediksi curah hujan dasarian, tidak terdapat indikasi kekeringan meteorologis (iklim) sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut,” kata dia.

Prakirawan lainnya, Nindya Kirana mengatakan sini seluruh wilayah NTB masih dalam periode musim kemarau. Masyarakat NTB diimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien.

“Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode musim kemarau,” ujarnya.

Dengan adanya potensi hujan pada akhir Oktober 2024 mendatang, masyarakat diimbau agar dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan.

Masyarakat juga perlu mewaspadai adanya potensi terjadi hujan dan angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba, khususnya pada periode peralihan musim seperti sekarang ini.