KORANNTB.com – Sejumlah mahasiswa menggelar aksi simbolik membakar lilin di depan Markas Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat, Kamis malam, 8 Mei 2025. Aksi tersebut menuntut Polda NTB mengusut kasus kematian Brigadir Muhamad Nurhadi di Gili Trawangan.

Massa mendesak Polda NTB mengungkapkan kasus tersebut seadil-adilnya dan bersikap transparan dalam proses penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut.

“Ini menjadi atensi kami untuk Polda NTB untuk segera mengungkap tuntas kematian Almarhum Brigadir MN,” kata Dewan Penasehat Organisasi Forum Mahasiswa Lombok Timur, Muhammad Faesal Dirnuansyah Iman Saputra.

Dia mengatakan banyak kejanggalan dari kasus kematian Brigadir Nurhadi. Korban ditemukan di Hotel Beach House Gili Trawangan di sebuah kolam renang privat saat bersama atasannya Kompol I Made Yogi Porusa Utama dan IPDA Haris Chandra.

“Bagaimana terbunuhnya Brigadir MN membuat kami kecewa mendalam, karena banyak kejanggalan yang terjadi. Polda NTB dan pihak di Gili Trawangan terkesan menutupi kasus ini,” ujarnya.

Kejanggalan tersebut kata dia seperti kematian yang disebutkan akibat tenggelam, padahal kolam renang lokasi tubuh Nurhadi ditemukan cukup dangkal.

Kemudian ada bekas lebam dan luka di tubuh korban, termasuk tertutupnya Polda NTB dalam kasus tersebut.

“CCTV dikabarkan tidak dihidupkan saat kejadian. Bagaimana mungkin hotel yang besar tapi CCTV tidak dihidupkan,” ujarnya.

Pengacara Publik LKBH FH UMMAT, Yan Mangandar Putra dalam orasinya mengatakan aksi tersebut sebagai bentuk keprihatinan terhadap kasus kematian Brigadir Nurhadi yang janggal.

“Kita tidak ingin lagi ada Brigadir Yoshua. Kita tidak ingin lagi ada Brigadir Nurhadi. Kita tidak ingin ada lagi atasan yang menindas bawahannya,” ujarnya.

Dia mendesak agar kepolisian transparan dan terbuka kepada publik bagaimana perkembangan kasus Brigadir Nurhadi.

Aksi bakar lilin mahasiswa di depan Polda NTB mendesak pengusutan kasus Brigadir Nurhadi
Aksi bakar lilin mahasiswa di depan Polda NTB mendesak pengusutan kasus Brigadir Nurhadi

“Pembunuhan adalah puncak dari kejahatan kemanusiaan. Kita tidak ingin ada bawahan yang harganya tidak bernilai bagi atasan,” katanya.

“Kami tidak ingin ada istri kehilangan suaminya. Kami tidak ingin ada lagi anak yang menjadi yatim akibat orangtuanya menjadi korban keberingasan atasannya,” ujarnya.

Usai berorasi, mahasiswa membacakan beberapa tuntutan dalam aksi mereka. Tuntutan mahasiswa sebagai berikut:

  1. Kapolri didesak membentuk tim khusus mengungkapkan fakta kematian Brigadir Nurhadi;
  2. Propam dan pengawas eksternal memberikan pengawasan khusus dan investigasi mendalam;
  3. Kapolda NTB mengambil tindakan tegas memberhentikan sementara oknum yang menghalangi penyidikan dan menghilangkan barang bukti;
  4. Kapolri dan LPSK memberikan perlindungan hukum terhadap keluarga korban;
  5. Seluruh proses Mabes Polri dan Polda NTB terkait kasus Nurhadi dilakukan secara jujur dan transparan.