Dua Jemaah Wafat, Kloter 2 Lombok Tengah Disambut Haru
KORANNTB.com — Suasana haru menyelimuti area debarkasi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok, Minggu pagi (15/6), saat ratusan keluarga menanti kepulangan jemaah haji Kloter 2 asal Kabupaten Lombok Tengah. Tangisan bahagia pecah ketika satu per satu jemaah tiba setelah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Namun di balik suka cita, duka mendalam menyelimuti kepulangan ini: dua jemaah dilaporkan wafat di Arab Saudi dan tak dapat kembali ke tanah air.
Sebanyak 388 orang dalam kloter ini tiba melalui penerbangan Garuda Indonesia GIA5402 dari Madinah via Kualanamu dan mendarat pada pukul 07.50 WITA. Dari jumlah tersebut, 379 merupakan jemaah haji dan 9 adalah petugas kloter. Seluruh jemaah tiba dalam keadaan sehat, kecuali dua orang yang masih tertahan karena alasan medis, dan dua lainnya telah wafat di Makkah.
Prosesi penyambutan berlangsung khidmat, dipenuhi doa dan linangan air mata. Plh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB, H. Fathurrahman, secara resmi menyerahkan jemaah kepada pemerintah daerah Lombok Tengah. Ia didampingi oleh Kepala Bidang Haji dan Umrah Kanwil Kemenag NTB, H. Muhammad Amin, serta Kepala Kantor Kemenag Lombok Tengah, H. Nasrullah. Doa syukur dipimpin oleh ulama kharismatik TGH. Ma’arif Makmun Diranse, menambah suasana religius dan emosional dalam penyambutan.
Dua jemaah yang wafat diketahui bernama:
- Mustajab Amaq Indi (63), warga Telabah Baru, Desa Pringgarata, wafat pada 8 Juni 2025 akibat cardiogenic shock.
- Naseun Amaq Naseun (67), warga Kwang Jukut, Desa Pringgarata, wafat pada 9 Juni 2025 akibat severe sepsis with septic shock.
Keduanya dimakamkan secara syar’i di Makkah. Keluarga menyatakan menerima takdir ini dengan ikhlas, menganggap kepergian orang tercinta sebagai sebuah kemuliaan — wafat di Tanah Suci saat menunaikan rukun Islam kelima.
Selain itu, dua jemaah lainnya belum dapat dipulangkan. Rohati Muhamad (65) masih dirawat di RSAS Makkah karena kondisi kesehatan, dan Sabaruddin Halil (73) tetap tinggal sebagai pendamping.
Meski tanpa kehadiran dokter dalam tim kesehatan, Kloter 2 yang didampingi oleh 9 petugas — terdiri dari TPHI, TPIHI, TKHI, lima petugas daerah, dan satu pembimbing KBIHU — dinilai mendapat pendampingan maksimal berkat kerja sama yang solid.
Plh Kakanwil Kemenag NTB, Fathurrahman menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas kembalinya jemaah dalam keadaan baik. “Kami turut berduka atas wafatnya dua jemaah. Namun ini juga momentum syukur, karena mayoritas kembali dalam keadaan sehat. Semoga yang wafat mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ucapnya.
Kepulangan Kloter 2 ini mengingatkan kembali makna sejati ibadah haji: sebuah perjalanan spiritual yang tak hanya menguji fisik, tetapi juga keikhlasan dan ketabahan. Di tengah pelukan keluarga, linangan air mata tak terhindarkan. Ada yang bersyukur, ada pula yang meratap — namun semua sepakat, wafat di Tanah Suci saat berhaji adalah panggilan mulia yang tidak semua orang dapatkan.