KORANNTB.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok mengeluarkan peringatan dini potensi banjir rob di sejumlah wilayah pesisir Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berlaku mulai 22 hingga 29 Juni 2025. Peringatan ini dikeluarkan menyusul adanya fenomena pasang air laut maksimum yang berpotensi menyebabkan genangan di daerah pesisir dan dataran rendah.

Fenomena banjir rob atau coastal flooding adalah peristiwa naiknya permukaan air laut ke daratan yang biasanya terjadi saat fase bulan purnama atau saat adanya pengaruh tekanan udara rendah di wilayah laut. Banjir rob dapat menyebabkan genangan di permukiman pesisir, mengganggu aktivitas pelabuhan, dan memicu kerusakan infrastruktur di wilayah rendah dekat garis pantai.

Menurut Forecaster on duty Stasiun Meteorologi ZAM Lombok, Dhian Yulie Cahyono, potensi banjir rob di NTB dalam periode tersebut patut diwaspadai, terutama di daerah pesisir dengan kontur tanah yang lebih rendah.

Potensi banjir rob ini berkaitan dengan fase bulan purnama yang menyebabkan terjadinya pasang air laut maksimum.

Link Banner

“Dengan fenomena tersebut, masyarakat di sekitar pesisir, bantaran sungai dan daerah yang lebih rendah diimbau tetap waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang air laut maksimum, seperti adanya banjir rob,” ujar Dhian dalam siaran pers, Senin, 23 Juni 2025.

Ia juga menyampaikan bahwa wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak mencakup beberapa kecamatan di Pulau Lombok dan Sumbawa, termasuk sebagian besar kawasan pesisir di Kabupaten Bima.

Wilayah di Lombok yang berpotensi terdampak:

Kecamatan Ampenan

Kecamatan Sekarbela

Kecamatan Gerung

Kecamatan Lembar

Kecamatan Pemenang

Kecamatan Jerowaru

Labuhan Lombok

Wilayah di Sumbawa dan Bima:

Kecamatan Sumbawa

Labuhan Badas

Kecamatan Palibelo

Kecamatan Woha

Kecamatan Bolo

Kecamatan Langgudu

Kecamatan Soromandi

Kecamatan Sape

Kecamatan Rasanae Barat

Kecamatan Hu’u

Kecamatan Asakota

Banjir rob tidak hanya menimbulkan genangan, tetapi juga berisiko merusak infrastruktur pesisir seperti jalan, dermaga, dan tambak. Oleh karena itu, penting bagi warga untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat air laut mulai pasang pada pagi atau malam hari.

BMKG mengimbau warga untuk tidak panik, tetapi meningkatkan kesiapsiagaan, termasuk mengamankan barang-barang berharga, mengecek sistem drainase di sekitar rumah, dan mengikuti informasi resmi dari BMKG atau pihak berwenang setempat.