Klinik Dong Bao: Sensasi Akupuntur di Lombok
KORANNTB.com – Pengobatan tradisional asal Tiongkok, akupuntur, telah lama menjadi alternatif penyembuhan bagi masyarakat Indonesia. Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, terapi ini semakin dikenal sebagai solusi pengobatan bagi berbagai keluhan kesehatan.
Klinik Akupuntur Dong Bao di Mataram
Di Kota Mataram, sebuah klinik bernama Dong Bao menyediakan layanan akupuntur, bekam, dan pengobatan herbal. Klinik ini terletak di Jalan Rajawali Nomor 11, Kecamatan Cakranegara. Pelayanan dibuka setiap hari pukul 09.00–12.00 dan dilanjutkan pukul 17.00–19.00, kecuali pada hari Minggu dan hari besar nasional.
Meski tidak seramai praktik dokter umum, klinik ini memiliki pasien yang rutin datang. Banyak di antaranya merupakan pelanggan tetap yang mempercayakan proses pemulihan mereka pada akupuntur.
Sinshe Nancy, ahli akupuntur di klinik Dong Bao, menangani pasien dari berbagai usia dan dengan keluhan beragam. Salah satu keluhan paling umum adalah vertigo.
Terapi vertigo dilakukan dengan menusukkan belasan hingga puluhan jarum pada titik-titik tertentu seperti pergelangan tangan, kaki, belakang leher, dan telinga. Teknik ini bertujuan melancarkan aliran oksigen ke otak.
Jarum yang digunakan sangat tipis dan tidak menusuk terlalu dalam sehingga minim rasa sakit. Pasien kemudian berbaring selama kurang lebih 20 menit sebelum jarum-jarum tersebut dicabut. Setelahnya, pasien akan mendapatkan pijatan getar dengan alat khusus serta obat herbal untuk dikonsumsi di rumah.
“Vertigo biasanya disebabkan gangguan pada telinga bagian dalam. Hindari begadang, makan tidak teratur, dan terlalu lama di depan layar,” kata Sinshe Nancy. Ia juga menyarankan untuk tidak terlalu sering minum air dingin atau menggunakan kipas angin secara langsung ke tubuh.
Selain vertigo, terapi akupuntur juga diklaim efektif mengatasi berbagai keluhan seperti nyeri otot, gangguan pencernaan, hingga gangguan tidur. Banyak pasien yang beralih ke metode ini setelah tidak mendapatkan hasil optimal dari pengobatan medis konvensional.
Proses penyembuhan biasanya membutuhkan lebih dari satu kali terapi. Untuk kasus vertigo, umumnya dibutuhkan dua hingga tiga kali sesi agar efeknya terasa.
Akupuntur: Sejarah, Filosofi dan Pengakuan Dunia
Akupuntur berasal dari Tiongkok dan telah dikenal sejak 500 tahun lalu. Istilah ini berasal dari bahasa Latin, yaitu acus (jarum) dan punctura (menusuk). Terapi ini berkembang di berbagai negara seperti Jepang, Korea, hingga ke seluruh penjuru dunia.
Filosofi dasar akupuntur didasarkan pada konsep energi Qi yang mengalir dalam tubuh manusia melalui jalur-jalur tak kasat mata yang disebut meridian. Ketika aliran energi ini terganggu, tubuh diyakini menjadi sakit. Tusukan jarum pada titik tertentu bertujuan mengembalikan keseimbangan energi tersebut.
Masyarakat Tiongkok percaya bahwa tubuh yang sehat merupakan hasil keseimbangan antara energi yin dan yang. Ketika keseimbangan ini terganggu, muncullah penyakit. Akupuntur menjadi solusi untuk memulihkan keseimbangan tersebut.
Pengakuan Medis di Indonesia dan Dunia
Di Indonesia, akupuntur mulai diakui secara resmi sejak tahun 1963 ketika Menteri Kesehatan RI Prof. Satrio menunjuk RSCM sebagai pusat penelitian dan pengembangan ilmu akupuntur. Tim pengajar dari Tiongkok saat itu turut mendampingi dokter-dokter di RSCM dan Fakultas Kedokteran UI untuk belajar akupuntur.
Pada tahun 1996, akupuntur secara resmi diatur melalui Permenkes No.1186/Menkes/Per/XI/1996 sebagai bagian dari pelayanan kesehatan formal.
Tahun 2006, Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia mengesahkan Kolegium Akupunktur Indonesia, disusul dengan penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR) oleh Konsil Kedokteran Indonesia untuk para dokter spesialis akupuntur.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengakui akupuntur dan merekomendasikan agar terapi ini diintegrasikan ke dalam sistem kesehatan nasional di berbagai negara.
Kini, klinik akupuntur dapat dijumpai dengan mudah di berbagai daerah di Indonesia. Di kota-kota besar, cukup mengetik “klinik akupuntur terdekat” di mesin pencarian untuk menemukan lokasi praktik. Hal ini menunjukkan bahwa pengobatan tradisional tersebut semakin diterima dan diminati oleh masyarakat modern.