Mataram  – Banyak warga Lombok menyambut dengan sukacita pergantian nama Bandara Internasional Lombok dengan nama pahlawan nasional TGKH M Zainuddin Abdul Majid, melalui SK Kementerian Perhubungan RI, tertangal 5 September 2018 lalu. Nama bandara kini menjadi Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Majid.

 

Sebagai bentuk rasa bersyukur atas perubahan nama bandara terbesar di NTB yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah itu, akan dilaksanakan acara do’a syukuran oleh masyarakat NTB.

 

Acara ini rencananya akan dilaksanakan Senin (10/9) di masjid bandara setempat. Namun dengan berbagai pertimbangan, acara akan diundur karena masih mematangkan koordinasi semua pihak terutama pihak Angkasa Pura (AP) yang menjadi otoritas bandara, dan pihak kepolisian agar acara berjalan dengan lancar dan aman.

 

“Pada prinsipnya, kami menghargai pihak AP karena bandara adalah obyek vital yang tidak boleh melakukan kegiatan selain penerbangan. Artinya, acara doa syukuran yang direncanakan di masjid bandara akan diundur baik waktu dan tempat. Tapi yang jelas acara tetap akan berlangsung di Kabupaten Lombok Tengah,” kata Ketua PW NW NTB Tuan Guru Bajang KH M Zainuddin Atsani, Minggu (09/09).

 

Zainuddin Atsani berharap masyarakat NTB berbangga memiliki pahlawan nasional yang dijadikan sebagai nama bandara.

 

“Syukuran bagi umat Islam adalah hal yang lumrah setiap mendapat anugerah atau kenikmatan dari Allah SWT. Jadi jangan terlalu dibuat seolah euforia yang berlebihan. Mari jaga kondusivitas daerah kita dan mari saling merangkul untuk kemajuan daerah kita,” imbuhnya.

 

TGB Tsani, panggilan akrabnya, juga meminta kepada para pemangku kebijakan baik propinsi maupun daerah agar bisa menahan diri, tidak saling menyalahkan dan berstatemen yang menciptakan kegaduhan. Dia menyarankan semua pihak duduk bersama untuk mengkondusifkan situasi.

 

“Semua pihak bersatu jangan nama bandara dibikin jadi konflik. Kita ini bersaudara tidak ada kubu-kubuan maupun kepentingan tertentu dalam acara syukuran ini,” imbuhnya.

 

“Saya mengajak semua pihak kita duduk bersama. Saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf kalau ada pihak pihak yang merasa kurang menerima niat baik saya ini. Terlebih Gubernur NTB dan Bupati Lombok Tengah bersama tokoh harus duduk bersama dan menyelesaikan kesalahpahaman ini. Jangan libatkan masyarakat karena akan dampaknya tidak bagus bagi persatuan kita,” pungkasnya.

 

Sekretaris PW NW NTB, Dr Fahrurrozi menambahkan bahwa esensi dari kegiatan ini sesungguhnya sebagai wujud refleksi kesyukuran masyarakat NTB atas perubahan nama bandara LIA menjadi Bandar Udara Zainuddin Abdul Madjid.

 

“Tidak berlebihan kami mengadakan acara ini semata mata mensyukuri sekaligus sebagai rasa bangga kami guru besar kami dan guru warga NTB disematkan namanya di ruang publik yang menjadi corong informasi dunia,” tandasnya. (red)