KORANNTB.com – Destinasi eksotik Gili Trawangan, Air dan Meno di Lombok Utara akan menjadi pilot project pariwisata new normal di NTB. Saat ini sejumlah persiapan untuk kembali membuka akses wisatawan ke tiga Gili tersebut tengah dilakukan, termasuk merancang SOP Protokol New Normal di kawasan tersebut.

Hal ini terungkap dalam virtual meeting Kawasan Konservasi Perairan Nasional TWP Gili Matra (Meno, Trawangan, Air), Balai Kawasan KOnservasi Perairan Nasional Kupang, Selasa, 2 Juni 2020, yang membahas rencana penerapan New Normal Pariwisata Alam Perairan (Wisata Bahari) di KKPN TWP Gili Matra.

Kepala BKKPN Kupang, Ikram M Sangadji mengatakan, pertemuan dilakukan sebagi bentuk dukungan Kementerian Kelautan dan Perikanan terhadap Kebijakan Pemerintah untuk mengakselerasi Penerapan New Normal Pariwisata di Provinsi NTB, khususnya di Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra, Kabupaten Lombok Utara.

“Karena Gili Matra menjadi bagian dari Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Nasonal (KKPN), maka BKKPN Kupang mengundang pihak-pihak terkait untuk menyelaraskan dan mengintegrasikan kerangka kebijakan akselerasi implementasi penerapan New Normal Pariwisata,” kata Ikram kepada, Rabu, 3 Juni 2020.

Menurutnya, vrtual meeteing Penerapan Penerapan New Normal Pariwisata Alam Perairan (Wisata Bahari) di KKPN TWP Gili Matra dihadiri berbagai pihak termasuk Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Dinas Pariwisata Kabupatan Lombok Utara, Tim Gugus Tugas Covid-19 NTB dan KLU sebagai narasumber, untuk menyatukan langkah dalam mendukung kebjikan New Normal khususnya pariwisata di TWP Gili Matra.

Ia mengungkapkan, BKKPN Kupang telah menyiapkan beberapa kerangka yang diajukan kepada Kementerian maupun Pemerintah Daerah untuk menjadi bahan protokol New Normal di kawasan 3 Gili.

Sakah satunya menekankan perlunya pembentukan tim terpadu pembuatan Protokol New Normal Pariwisata di KKPN TWP Gili Matra yang terdiri dari Gugus Tugas Penanggulangan Covid, POLAIR – TNI AL, Perhubungan, Pariwisata, Pengelola Kawasan serta Pelaku Usaha.

“Pelaksanaan New Normal diharapkan bisa diilaksanakan dengan tetap menjaga keselamatan kenyamanan dan kepuasan wisatawan serta masyarakat sekitar,” katanya.

BKKPN Kupang juga sudah membuat infografis untuk menjadi bahan masukan protokol New Normal Pariwisata Alam Perairan bagi stakeholder terkait sebagai kerangka penerapan New Normal di kawasan konservasi perairan TWP Gili Matra secara terpadu.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, H Lalu Moh Faozal mengatakan, kawasan 3 Gili adalah pilot project untuk mengawali new normal agar dapat memulihkan industri pariwisata dan perekonomian di Provinsi NTB, dengan tetap memperhatikan protokol COVID19.

“Kami telah menerapkan beberapa scenario untuk rancangan persiapan SOP New Normal dengan menyiapkan tim gabungan dari Dinas-Dinas Provinsi maupun Kabupaten serta stakeholder-stakeholder lainnya,” katanya.

Menurutnya, saat ini juga tengah dirancang pembuatan regulasi berupa Surat Keputusan Gubernur untuk dapat ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Bupati dalam rangka pelaksanaan SOP New Normal berbasis CHS (Clean Health and Safety).

“Beberapa hal yang kedepannya perlu diperhatikan dalam pembuatan SOP ini adalah penyusunan rencana aksi dan sosialisasi rencana aksi dengan seluruh stakeholder,” katanya.

Semua akan dilaksanakan dengan menunggu konfirmasi Pemerintah Daerah serta Gugus Covid NTB dan KLU serta mempersiapkan Bangsal satu pintu masuk menuju 3 Gili.

“Pilot Project new normal untuk 3 Gili kita harapkan akan dapat dilaksanakan sehingga dapat menjadi contoh bagi destinaasi wisata lainnya di NTB dan bahan di Indonesia,” katanya.

Sampai saat ini, Dinas Pariwisata NTB sedang menyempurnakan SOP New Normal berbasis CHS (Cleanliness, Health and Safety) agar nantinya dapat dilaksanakan oleh pelaku usaha pariwisata di wilayah NTB.

“Kami sangat menunggu saran dan masukan dari bapak ibu sekalian untuk dapat menyempurnakan SOP ini agar aplikatif dalam industri pariwisata,” katanya.

Dengan terlaksananya SOP New Normal berbasis CHS, diharapkan kembalinya NTB Gemilang pariwisata hingga wisatawan asing/ lokal tidak takut atau canggung datang ke NTB

Faozal juga menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Bupati Lombok Utara dan jajarannya yang selalu mengawal penanggulangan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Lombok Utara. Berkat kerja keras pemerintah daerah KLU dan peran desa dan dusun yelah berbuah hasil yang baik dengan tidak adanya kasus positif di 3 Gili.

Sementara itu, Bupati Lombok Utara, Dr H Najmul Akhyar mengatakan, rencana pembukaan 3 Gili sudah didiskusikan bersama pemerintah provinsi dan stakeholder terkait.

“Kita harus berani melakukan pembukaan destinasi wisata, namun dengan melakukan prosedur penanganan covid yang ketat,” katanya.

Najmul mengungkapkan, sejak pandemi terjasi dan penutupan kawasan tiga gili dilakukan pemerintah daerah sama sekali tidak memberi izin masuk untuk pekerja maupun pengunjung atau wisatawan. Hal ini menyebabkan kondisi lingkungan dan properti pariwisata tidak terawat, usaha mati, dan mata pencaharian di bidang pariwisata pun ikut tenggelam.

Untuk itu Pemda KLU terus melakukan kegiatan gencar agar mendorong kawasan 3 Gili nol kasus Covid-19 dan tetap berada di zona hijau.

“Sehingga dapat menjadi tagline tersendiri bahwa 3 Gili ini adalah zona hijau, sehingga diharapkan mendapatkan kesan baik bagi wisatawan yang berencana untuk datang ke 3 Gili,” katanya.

Menurutnya, Pemda KLU akan menggabungkan ide dari pemerintah desa yang ingin tetap menjadikan 3 Gili sebagai zona hijau dan dari pihak pengusaha pariwisata memandang dari segi perekonomian.

Sehingga pembukaan kawasan 3 Gili juga secara bertahap dengan melakukan prosedur penanganan covid yang ketat.

“Dengan penerapan New Normal ini, pengunjung yang akan memasuki kawasan 3 Gili harus melakukan rapid test,” tukasnya.

Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Ditjen PRL – KKP, Andi Rusandi mengatakan, saat ini memang pariwisata dihadapkan pilihan yang sangat sulit, antara perekonomian dan kemanan kesehatan, namun harapannya kondisi di NTB dapat menjadi lebih baik karena sudah bisa memasuki rencana pelaksanaan New Normal.

“Bali dan NTB adalah ikon internasional di mata dunia dari Indonesia, sehingga kami mengingatkan penerapan protokol Covid-19 dikawal sampai detail di tingkat teknis pelaksanaan lapangan,” katanya.

Ia berharap konsep-konsep yang sudah didapatkan dari berbagai sumber, termasuk melalui virtual meeting tersebut dapat menjadi matriks dan menjadi masukan dalam pelaksanaan penerapan New Normal untuk kawasan Gili Matra.

“Sehingga dapat dijadikan design secara spesifik untuk pelaksanaan teknis di lapangan. Harapannya penanggung jawab pelaksanan New Normal dapat menjadikan SOP menjadi lebih detail sampai kepada pelaksanaan teknis di lapangan,” tukasnya.(red)

Foto: Ilustrasi/net