KORANNTB.com – Pembangunan Kota Mataram saat ini belum benar-benar merata. Pelayanan publik di sektor Kesehatan, Pendidikan, dan juga pusat perekonomian seakan terkonsentrasi hanya di kawasan Cakranegara dan sebagian Ampenan.

Denyut aktivitas perekonomian dan keramaian juga hanya berjalan hingga larut malam di kawasan strategis tengah Kota, Cakranegara saja. Di kawasan lain, Kota Mataram nampak lebih cepat lelah, gelap dan “tertidur dengan mimpi panjang”.

Kondisi ini juga terjadi di kawasan satelit dan wilayah perbatasan penyangga Kota Mataram. Di beberapa perbatasan Kota dengan Kabupaten Lombok Barat, nyaris tak ada beda. Pengingatnya hanya gapura selamat datang atau selamat jalan. Baik perbatasan Barat, Timur, Utara, maupun Selatan.

Masalah pembangunan di perbatasan Kota Mataram ini menjadi pemikiran dan konsep pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Mataram nomor urut 2, Hj Putu Selly Andayani dan TGH Abdul Manan (SALAM).

*Ketimpangan kawasan Pinggiran*

SALAM menginginkan Kota Mataram ke depan punya karakter dan ciri khas. Dimana tiap masyarakat yang masuk ke wilayah Kota Mataram bisa merasakan keindahan dan kenyamanan berbeda yang menunjukan ciri Kota ini.

“Ya keluhan seperti itu sudah seringkali kita dengar. Aspirasi masyarakat warga Kota Mataram di kawasan satelit dan perbatasan ini juga sudah banyak kami serap, baik yang langsung menyampaikan maupun melalui Tim dan Relawan SALAM di lapangan,” kata Selly Andayani disela-sela blusukan bersama TGH Abdul Manan melihat kawasan pinggiran kota yakni di kawasan Mapak dan Lingkungan Tegal , Minggu pagi ( 11/10).

Di Lingkungan Tegal misalnya, Selly dan Tgh Abdul Manan ditemani Warga dan Tokoh Masyarakat setempat diajak melihat Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Songkang yang telah dijadikan area tempat pembuangan sampah sembarangan. Timbunan sampah dipinggir dan tebing Kali Songkang menimbulkan bau yang menyengat dan kurang sedap.

Sementara itu nampak warga sekitar juga memanfaatkan aliran sungai Songkang untuk berbagai keperluan domestik harian.

Menurut Selly apa yang terjadi di aliran Kali Songkang tidak akan dibiarkan berlarut-larut. SALAM akan mengembalikan Fungsi Sungai sekaligus menata kawasan kali Songkak menjadi wisata air arung jeram mengingat kontur/ bentang alamnya yang indah dengan debit air yang deras.

SALAM akan merevitalisasi kali Songkang menjadi destinasi wisata air yang mumpuni dikota Mataram agar masyarakat sekitar kelak merasakan manfaatnya secara ekonomi untuk kesejahteraan bersama.

” Masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Jangan buang sampah sembarangan, karena itu merusak keindahan maupun dapat menimbulkan problem  kesehatan bagi warga sekitar ” tegas Selly.

Sementara itu kunjungan dadakan Selly Manan dikawasan Mapak belatung sempat mengagetkan warga setempat namun mendapat respon positif. Warga terlihat familiar dan akrab  dengan Paslon SALAM ini.

Setelah melihat sungai Mapak yang berbatasan dengan Lombok Barat, Hj Selly dan TGH Manan tampak asyik berinteraksi dan berbincang santai bersama sejumlah warga dipinggir jalan, termasuk dengan pedagang ikan bakar. Selly pun memesan 20 ikan bakar.

Warga nampak makin sumringah dengan gaya komunikasi merakyat dan Humble Paslon SALAM ini. Apalagi diakhir kunjungan tersebut, SALAM juga membagikan masker gratis yang disambut penuh antusias dan gembira.

*Akses Peningkatan Ekonomi Pinggiran Kota*

Selanjutnya Selly mengatakan, konsep SALAM ke depan adalah pembangunan Kota Mataram dari pinggiran. Sentra pertumbuhan pembangunan di kawasan Cakranegara dan Ampenan, saat ini sudah bisa berkembang dengan iklim investasi yang baik di Kota ini. Sehingga tugas pemerintah adalah hadir dalam pembangunan kawasan pinggiran yang belum tersentuh maksimal.

Menurut Selly, hal ini penting untuk pemerataan pembangunan ekonomi di Kota Mataram. Selain itu Warga masyarakat di perbatasan harus merasakan akses fasilitas umum yang sama dengan di pusat-pusat Kota ini.

SALAM akan mendorong   peningkatan pertumbuhan ekonomi dan aktivitas di perbatasan Kota Mataram. Akan ada pusat pertokoan, taman rekreasi, dan pelengkapan fasum seperti Puskesmas dilengkapi IGD.

“Jadi perbatasan ( baca : pinggiran kota )  tidak hanya menjadi simbolisasi gapura-gapura antar Pemda saja. Tetapi di kawasan perbatasan, warga kota sudah bisa merasakan kenyamanan dan keamanan hidup sebagai penduduk dan ber KTP Mataram ,” Kata Selly sembari mengatakan hal inilah yang memotivasinya kerap blusukan dan menyapa warga di kawasan pinggiran.

Gagasan Car Free Night di jalan Cakranegara hingga Bertais misalnya, juga muncul dari aspirasi masyarakat di kawasan perbatasan. Kota harus menjadi daerah yang denyut perekonomiannya berjalan hingga larut malam, tetapi dengan kenyamanan dan keamanan yang terjamin.

Selly menekankan, tak peduli di kawasan itu adalah kantong pendukung SALAM atau pendukung paslon lainnya, namun pemerataan pembangunan tetap akan dilakukan SALAM saat memimpin roda pemerintahan di Kota Mataram kelak.

“Jangan sampai ada masyarakat Kota Mataram yang akses jalan ke pemukimannya masih tidak layak. Atau warga Kota Mataram yang kesulitan mengakses fasilitas pendidikan dan kesehatan,” tandasnya.

*Pemerataan Pembangunan kawasan Pinggiran*

Sementara itu Calon Wakil Walikota Mataram, TGH Abdul Manan mengatakan, pemerataan pembangunan dengan konsep membangun dari pinggiran ini, bukan saja akan membuat daerah-daerah pertumbuhan ekonomi baru di Kota Mataram. Tetapi juga akan membuat minat investasi semakin meluas, dan menciptakan multiplier effect yang cukup positif bagi warga Kota Mataram khususnya di kawasan pinggiran

Ulama muda kharismatik ini juga merasakan bagaimana menjadi warga masyarakat Kota Mataram di perbatasan. Sebab, kediaman TGH Abdul Manan termasuk kawasan perbatasan dengan Terong Tawah,  Lombok Barat.

“Misalnya di kawasan saya masih ada akses jalan yang rusak dan berlubang. Hal-hal seperti ini yang akan menjadi perhatian SALAM ke depan,” tutur pria yang juga Ketua MUI kota Mataram ini

Selain penataan kawasan dan pelengkapan fasilitas umum perbatasan, SALAM juga akan mendorong optimalisasi penerangan jalan umum, hingga jalan lingkungan. (red)