KORANNTB.com – Rumah warga miskin di KLU menjadi perhatian Tim HBK PEDULI. Rumah tersebut diminta oleh anggota DPR RI dari Dapil NTB-2/ Lombok H. Bambang Kristiono, SE (HBK) untuk segera diperbaiki.

“Mendengar adanya laporan seorang tua yang rumahnya sudah reot dan hampir rubuh, maka segera saya perintahkan Tim HBK PEDULI untuk mengecek dan  sekaligus menghitung biaya perbaikannya. Saya merasa sangat prihatin dengan kondisi rumah orang tua yg hidup sebatang kara ini,” katanya, Kamis 01 Juli 2021.

Dijelaskan HBK, pemilik rumah reot ini beberapa kali menjadi penerima bantuan sembako dari Yayasan HBK Peduli yang dipimpin oleh Hj. Dian HBK.

“Saya sudah dengar dari Ibu, dan saya putuskan untuk segera memberikan bantuan untuk merehab dan memperbaiki rumah orang tua ini,” ujarnya menjawab telpon Ketua Tim HBK PEDULI KLU.

HBK berharap bantuan rehab atau pembangunan rumah tinggal ini akan dapat memberikan kenyamanan, kemudahan, dan sekaligus kegembiraan bagi penghuninya yang sudah sepuh.

“Insyaa Allah, beliau akan memiliki lebih banyak waktu buat beriadah karena telah diringankan dengan kondisi rumah tinggalnya yang lebih baik,” tambahnya.

Sementara itu Ketua Yayasan HBK Peduli Hj. Dian HBK merasa sangat senang dengan bantuan rehab rumah tinggal ini. Sesuai laporan di lapangan, penghuninya memang masuk kategori orang yang kurang mampu, sehingga kondisi ini tak memungkinkan dirinya mampu merehab rumahnya tersebut.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak HBK, yang telah selalu mendengar dan memberikan perhatiannya kalau sudah diskusi dan ngobrol-ngobrol tentang masyarakat Lombok. Mudah-mudahanan berkah, beliau senantiasa diberikan kesehatan, dan tetap konsisten dalam perjuangannya,” katanya.

Selain rehab rumah orang tua sepuh di KLU, pada Tahun Anggaran 2020/2021 ini, HBK sebagai perwakilan masyarakat Lombok di gedung parlemen Senayan telah berhasil mendapatkan bantuan 50 paket program Bedah Rumah dari Kementrian PUPR yang akan disebar ke seluruh Lombok. Rencananya bedah rumah tersebut akan dilakukan di Desa Babakan (Mataram) 10 unit rumah, di Desa Taman Sari (Kab. Lobar) 10 unit rumah, di Desa Tumbuh Mulia (Kab. Lotim) 10 unit rumah, di Desa Masmas (Kab. Loteng) 10 unit rumah, dan di Desa Gondang (KLU) 10 unit rumah.

“Semoga bantuan ini dapat membantu dan sekaligus meringankan beban masyarakat P. Lombok yang kondisi rumahnya sudah tidak layak huni,” ucap politisi Partai Gerindra ini.

Diujung permbincangan, politisi yang berjuluk Samurai Prabowo ini menyatakan keprihatinannya atas serangan pandemi Covid19 (varian Delta) gelombang kedua yang disebutnya lebih mematikan dari yang pertama. Kecepatan penularan dan dampak serangannya sangat dahsyat ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang mulai bangkit dari keterpurukan.

“Saya sangat berharap, masyarakat P. Lombok tidak abai dan menganggap bahwa Covid19 ini tidak ada. Kita semua harus tetap menjaga protokol kesehatan dengan menerapkan 5 M yaitu memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mencuci tangan, dan mengurangi mobilitas di luar rumah dengan sangat disiplin,” pintanya.

Korban Gempa

Tim HBK PEDULI KLU saat berada di Dusun Beriri Jarak, Desa Sambik Bangkol, telah bersilaturahmi dengan Ketua RT 03 Dusun Beriri Jarak, Samsul. Diketahui bahwa rumah reot tersebut adalah milik dari Amaq Lingcip. Dahulu kediamannya rusak akibat gempa.

“Setelah terjadinya gempa Lombok kemudian Amaq Lingcip bikin rumah bedek ini,” katanya.

Kakek sebatang kara ini memang belum mendapat perhatian Pemerintah dalam perbaikan rumahnya. Selama ini untuk makan dan minum saja, kakek tua ini harus mengandalkan uluran tangan saudaranya.

“Dari Pak HBK ini sudah yang memperhatikan,” ucapnya.

Di tempat yang sama Ari Susanto selaku Ketua Tim pembangunan rumah tinggal tersebut mengatakan, bahwa rumah yang dibangun mirip standar rumah tahan gempa (RTG) dengan luasan 4×5 meter. Bangunan juga akan dibuat lebih nyaman bagi penghuninya.

“Dinding batako setengah badan sedangkan bagian atasnya nanti kalsibot. Atapnya baja ringan,” katanya.

Dengan bangunan mendekati standar RTG, Ari Susanto memperkirakan bahwa bangunan akan dapat ditempati Amaq Lingcip sampai akhir hayatnya.

“Ya, intinya beliau akan nyaman di hari tuanya,” sambungnya.

Untuk pembangunan rumah reot ini Kadus Beriri Jarak, Imesi mengaku akan mengajak warga sekitar untuk bergotong royong. Hal ini sebagai bentuk kepedulian warga kepada Amaq Lingcip.

“Nanti warga sekitar akan membantu menjadi tukangnya,” katanya.

Rumah Amaq Lingcip memang sangat memprihatinkan, dinding terbuat dari anyaman bambu dengan atap ilalang kering. Luasan bangunannya tak lebih dari 2×2 meter dengan tinggi 1 meter. Kondisi rumah reot ini memang sudah tak layak untuk ditinggali. (red)